Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Memoar Tentang Surga

Adiyanto
11/12/2016 08:05
Memoar Tentang Surga
(AP)

EPITAPH merupakan salah satu hits milik King Crimson, band progresif rock (Progrock) asal Inggris. Kidung bernada murung itu menempati track ketiga pada album In The Court of Crimson King yang rilis di pengujung 1960-an.

Epitaph adalah pesan yang lazim tertera pada batu nisan, semacam memoar. Biasanya singkat, terdiri satu atau dua bait. Namun, Epitaph milik band ini cukup panjang, berdurasi lebih dari delapan menit, sebagaimana lazimnya lagu milik band-band progrock lainnya di era itu.

Greg Lake, salah satu komposer lagu itu yang juga pemain bas merangkap vokalis band tersebut, mengatakan “Epitaph pada intinya adalah lagu yang bertutur tentang kebingungan memandang dunia yang semakin gila.”

Lake dan jutaan pemuda lainnya kala itu adalah generasi yang kecewa. Para pemuda yang tumbuh setelah Perang Dunia II itu, mungkin merasa terpukul, karena konflik ternyata masih saja berkecamuk, terutama di Vietnam.

Sebagai musisi, Lake dan kawan-kawannya Robert Fripp (Gitar/Synthesizer), Ian McDonald (Saksopon, Keyboard, Flute), dan Michael Giles (Drum/Perkusi), menyuarakan keresahan mereka lewat lagu. Sebagian pemuda lainnya yang juga muak terhadap perang, berdemonstrasi di jalanan menghadapi pentungan aparat.

Lysergic Acid Diethylamide (LSD) dan Mariyuana, lantas menjadi kawan akrab untuk berhalunisasi tentang surga, tentang kedamaian yang mereka dambakan itu. “But, I Fear Tomorrow I’ll be Crying. Yes I Fear Tomorrow I’ll be Crying..begitu rintih Lake dkk di lagu itu.

Beberapa hari lalu, tepatnya 8 Desember 2016, Lake, sang pelantun lagu itu, wafat karena kanker di usianya yang ke-69. Dia pergi di tengah dunia yang masih saja karut-marut. Entah kalimat apa yang bakal tertera di baru nisannya kelak.

Confusion will be my Epitaph,” begitu yang pasti dia lantang bersenandung, di lagu yang dia aransemen hampir setengah abad silam itu. (AFP/The Telegraph/Guardian). OL-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya