Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Banjir Rendam 96 Desa di Bojonegoro

YK/LD/JS/FD/AT/JI/AD
27/11/2016 07:15
Banjir Rendam 96 Desa di Bojonegoro
(ANTARA/SISWOWIDODO)

LUAPAN Sungai Bengawan Solo telah merendam 96 desa di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (26/11) siang, menyusul tingginya curah hujan di kawasan hulu dan hilir, dalam beberapa hari terakhir. Belum dilaporkan adanya warga yang mengungsi akibat banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menyebutkan 96 desa itu tersebar di 15 kecamatan, antara lain Padangan, Trucuk, Malo, Dander, Kota, Balen, Kapas, Kanor, dan Baureno. Pada pukul 14.00 WIB, ketinggian air telah mencapai 14,82 meter (siaga hijau).

"Ketinggian air mencapai 0,50-1 meter," kata Kepala BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo.

Untuk mencegah air merangsek masuk ke rumah, ratusan warga Desa Piyak, Kecamatan Kanor, bergotong-royong meninggikan tanggul Kali Mekuris dengan mengisi karung plastik dengan tanah dan pasir.

Petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Suyono membenarkan ketinggian air Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, masih terus merangkak naik.

Dari laporan yang diterima ketinggian air di Ndungus, Ngawi, berstatus siaga merah dengan ketinggian 8,65 meter pada pukul 15.00 WIB. Pada waktu bersamaan ketinggian air Bengawan Solo di Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, masing-masing 7,78 meter (siaga kuning), 5,36 meter (siaga kuning), 4,08 meter (siaga kuning) dan 1,9 meter (siaga hijau).

Dari Jawa Barat, luapan Sungai Cimulu dan Sungai Cihideung merendam ratusan rumah di Kampung Cilolohan, Paseh, Kabupaten Tasikmalaya. Air juga menggenangi RSUD dr Soekarjo di beberapa titik.

Rumah sakit terpaksa mengevakuasi 12 pasien di Ruang 5 ke lorong rumah sakit. "Kami harus menunggu 1,5 jam untuk dievakuasi setelah genangan air mencapai setinggi lutut. Masih banyak pasien lain yang terpaksa bertahan," kata keluarga pasien Denis, 22.

Di Cilacap, Jateng, banjir yang merendam lima desa di Kecamatan Sidareja belum surut. "Jumlah rumah yang terendam hampir mencapai 500 rumah. Hingga kini tercatat masih ada 48 jiwa yang mengungsi di Koramil Sidareja," jelas Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy.

Banjir juga menenggelamkan 180 hektare sawah di sejumlah desa. Di Klaten, Jateng, banjir menggenangi lahan padi seluas 112 hektare di Kecamatan Karangdowo.

Pascabanjir, ratusan warga Aceh Singkil mulai terserang penyakit seperti gatal, demam, batuk, diare, dan hipertensi. Banjir selama lima hari terakhir di wilayah itu telah merendam 27 desa.

Sementara itu, tebing hutan Perhutani di Desa Gununglarang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jateng, longsor hingga menutup badan jalan provinsi di dua kecamatan. (YK/LD/JS/FD/AT/JI/AD/Ant/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya