Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Campuran Kresek dan Aspal Solusi Kurangi Dampak Buruk Sampah Plastik

Ardi Teristi Hardi
16/7/2025 13:41
Campuran Kresek dan Aspal Solusi Kurangi Dampak Buruk Sampah Plastik
Kantong kresek.(MI/Ardi Teristi)

KANTONG plastik (kresek) selama ini menjadi masalah bagi lingkungan karena sulit didaur ulang. Dosen Teknik Mesin Fakultas Teknik UGM, Dr Muslim Mahardika menyebut, kantung plastik (kresek) bisa digunakan untuk bahan campuran aspal untuk konstruksi jalan.

Langkah ini, lanjut dia, bisa menjadi solusi jangka panjang dalam penanganan sampah plastik, khususnya . Campuran ini bisa cocok karena kantong plastik berasal dari minyak bumi, sama seperti aspal yang merupakan residu dari pengolahan minyak. 

"Campuran dengan prosentase sebanyak 6% campuran aspal dinilai efektif, dan dapat mengurangi jumlah sampah plastik secara signifikan,” kata Muslim Mahardika, Rabu (16/7).

Muslim juga menyampaikan, TIN di UGM telah mengembangkan mesin pencacah plastik sejak 2019. Mesin ini didesain agar mudah digunakan masyarakat awam. "Teknologi mesin ini sengaja dibuat sederhana tanpa fitur kompleks agar bisa dioperasikan oleh siapa pun," kata dia.

Ia pun mencontohkan penggunaan mesin ini sudah diaplikasikan di Kulonprogo, hasil dari hibah mesin pencacah plastik kolaborasi bersama PT Barata Indonesia. Masyarakat dapat mengumpulkan plastik kresek untuk dicacah dan dikirim ke Kementerian PUPR sebagai bahan campuran aspal.

Ia menyebutkan, penerapan teknologi ini masih menghadapi tantangan. Pasalnya, sampah kresek yang terkumpul biasanya telah menempel sisa sampah non-kresek, seperti kerikil atau paku. Jika kresek itu tidak dibersihkan dulu, benda-benda nonkresek itu bisa merusak mesin.

Penggunaan plastik dalam aspal lebih ramah lingkungan dibandingkan membiarkannya mencemari laut. “Kalau tidak digunakan, plastik kresek justru lebih berbahaya bagi ekosistem,” lanjut dia..

Ia menambahkan, jika program kresek dicampur aspal diperluas, ada kemungkinan sampah kresek justru menjadi komoditas bernilai. Pasalnya, kebutuhan aspal masih sangat besar. Untuk itu, kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan agar program ini berkelanjutan. Perguruan tinggi dapat berkontribusi dengan melahirkan inovasi untuk mendukung pengolahan sampah kresek.

Di sisi lain, Pemerintah daerah membuat regulasi dan kebijakannya. Sementara itu, masyarakat dapat berperan untuk memilah, mengumpulkan, serta mendapat manfaat insentif dari plastik kresek yang disetorkan ke bank sampah. (H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya
  • Diversifikasi Kargo, PIS Angkut Aspal Cair

    27/10/2024 18:24

    PT Pertamina International Shipping (PIS) bekerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga (PPN) mengangkut muatan bitumen atau aspal cair sebagai bagian diversifikasi kargo.