Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
KEPALA Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengungkapkan Gunung Tangkuban Parahu tidak mengalami peningkatan aktivitas vulkanik pascaterjadinya gempa bumi hari Minggu (29/6) ini yang diinformasikan dipicu oleh sesar Lembang. Berdasarkan informasi dari BMKG yang diterimanya, Minggu (29/6) pukul 08:49 WIB terjadi gempa dengan magnitudo 2,7 di lokasi 6,76 LS & 107,63 BT dengan kedalaman 6 km. Ini ternyata dirasakan di Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Tangkuban Parahu pada skala III MMI.
"Pascakejadian gempa bumi terasa tersebut, aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu secara visual tidak terjadi peningkatan," kata Wafid di Bandung, Minggu (29/6).
Dilaporkan terpantau embusan asap putih tipis hingga sedang dengan ketinggian berkisar antara 20 hingga 200 meter dari dasar Kawah Ratu dan 5 hingga 10 meter dari dasar Kawah Ecoma dengan tekanan lemah hingga sedang. Manifestasi bualan lumpur di Kawah Ratu yang terbentuk pada tanggal 5 Juni 2025 hingga saat ini masih teramati, dengan tingkat intensitas dan luasan area bualan lumpur ini masih sama.
"Pemantauan kegempaan hingga saat ini tidak menunjukkan peningkatan, rekaman kegempaan masih didominasi oleh getaran Tremor Menerus yang berasosiasi dengan aktivitas bualan lumpur di Kawah Ratu," ujarnya.
Dari rekaman kegempaan pada tanggal 28 Juni 2025 tercatat 3 kali Gempa embusan, 84 kali Gempa Low-Frequency (LF), 1 kali Gempa Tektonik Jauh (TJ) dan getaran Tremor Menerus dengan amplitudo 0,5 & 1,5 mm. Kegempaan tanggal 29 Juni 2029 hingga 12:00 WIB terekam Gempa LowFrequency (LF) sebanyak 41 kejadian, 2 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 1 kali Gempa embusan, 1 kali gempa Tektonik Jauh (TJ), 1 kali Gempa Terasa pada skala III/MMI dan getaran Tremor Menerus dengan amplitudo 0,5 & 1 mm.
Pengamatan deformasi permukaan menggunakan alat EDM, GNSS dan Tiltmeter pascakejadian gempa terasa tersebut, lanjut Wafid, tidak mempengaruhi secara signifikan perubahan tekanan di bawah tubuh gunung api. Namun demikian data pemantauan EDM masih menunjukkan kecenderungan pola inflasi, yang mengindikasikan akumulasi tekanan pada kedalaman dangkal di bawah tubuh gunung api.
"Hal ini perlu menjadi perhatian karena potensi erupsi freatik tetap dapat terjadi secara tiba-tiba, tanpa didahului gejala vulkanik yang jelas," ucapnya.
"Dengan mempertimbangkan semua data tersebut di atas, tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih berada pada Level I (Normal)," imbuhnya.
Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan para pengunjung tetap diimbau untuk tidak mendekati area dasar kawah, tidak berlama-lama di kawasan kawah aktif, serta segera menjauh jika teramati peningkatan intensitas hembusan atau tercium bau gas menyengat. "Meskipun aktivitas menurun, kewaspadaan harus tetap diperhatikan," ungkapnya.
Pemerintah Daerah dan BPBD diminta terus menjalin koordinasi dengan Pos PGA Tangkuban Parahu di Desa Cikole serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. Masyarakat diharapkan tetap tenang, tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang belum dapat dipertanggungjawabkan, serta mengikuti perkembangan informasi resmi dari Badan Geologi.
"Evaluasi tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu akan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu apabila terjadi perubahan signifikan. Masyarakat diharapkan tetap tenang, waspada, serta mengikuti arahan dari pihak berwenang demi keselamatan bersama," tuturnya.
Gunung Tangkuban Parahu merupakan gunung api aktif yang berada di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Gunung api ini memiliki 9 kawah dengan dua kawah utama berada di area puncak, yaitu Kawah Ratu dan Kawah Upas. Erupsi Gunung Tangkuban Parahu pada umumnya berupa letusan freatik dari Kawah Ratu.(M-2)
Gempa tektonik dengan magnitudo 6,1 di wilayah lepas Pantai Timur Sarangani, Provinsi Davao Occidental, Filipina Selatan
Salah satu ancaman gempa bumi besar di Jawa Barat ialah di patahan Sesar Lembang. Sesar ini jika bergerak berpotensi menimbulkan gempa dengan magnitudo 6,5 hingga 7
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 4.4 mengguncang Kabupaten Pangandaran, terjadi Sabtu (21/6) sekitar pukul 12.53 WIB. Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Gempa Garut tersebut terjadi sekitar pukul 15:24 WIB yang berlokasi di 140 kilometer barat daya dari Kabupaten Garut, atau tepatnya ada di kedalaman 13 kilometer laut.
GEMPA bumi berkekuatan magnitudo 5.0 mengguncang Kabupaten Pangandaran, terjadi Senin (9/6) sekitar pukul 23.55 WIB.
GEMPA bumi dengan kekuatan Magnitudo 2,7 mengguncang Kota Cimahi pada Minggu (29/6) sekitar pukul 08.49 WIB. Gempa merupakan dampak dari aktivitas sesar Lembang.
Sesar Lembang berada di utara Cekungan Bandung, membentang 29 km dari kaki Gunung Manglayang hingga ke kawasan Padalarang di Kabupaten Bandung Barat.
Di wilayah Bandung Raya, terdapat patahan atau sesar lembang yang berada di utara Kota Bandung. Sesar aktif ini berpotensi menimbulkan gempa bumi dengan skala magnitudo 6,8 hingga 7.
DATA BMKG menyebut Kota Bandung Jawa Barat (Jabar), merupakan wilayah yang memiliki potensi bencana cukup tinggi karena adanya Sesar Lembang yang aktif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved