Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
SEORANG dokter umum, Rafika Augustine, membuka praktik di Ponorogo, Jawa Timur, tanpa menetapkan tarif bagi para pasiennya. Para pasien membayar secara sukarela. Pasien pun senang dan banyak yang berobat ke klinik tersebut. Alhasil, Rafika melayani pasien hingga larut malam.
Rafika menjelaskan, baru menjalani praktik mandiri sekitar satu bulan. Ia pun sudah bertekad untuk tidak mengenakan tarif dengan tujuan utama meringankan beban pasien. Bahkan, ia menerima pembayaran hasil tani seperti sayur dan buah.
“Kami ingin menjadi seperti Kyai Ahmad Dahlan, yang walaupun beliau sudah tiada namun masih mendapatkan amal jariyah dengan banyaknya amal usaha yang didirikan oleh Muhammadiyah," terang Rafika dikutip dalam siaran pers dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (9/6).
Melalui kegiatan ini, ia berharap dapat memulung amal dengan memudahkan dan membantu urusan orang lain, sehingga urusannya pun dapat dimudahkan oleh Allah.
Rafika menempuh pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY). Ia mengaku telah merasakan suka duka selama delapan tahun menjadi dokter umum di rumah sakit di beberapa daerah, seperti Temanggung dan Ponorogo.
Rafika menceritakan, dirinya kerap menemukan pasien yang kesulitan membayar biaya pengobatan, bahkan tidak terdaftar di BPJS. Di sisi lain, pasien yang secara penampilannya termasuk golongan yang berkecukupan secara finansial, memiliki BPJS yang biayanya ditanggung pemerintah.
Hal tersebut jugalah yang menjadi alasan kuat mengapa Rafika terdorong untuk membantu pasien yang tidak mampu secara finansial, di daerah kecil yang tidak banyak terdapat fasilitas kesehatan. Sehingga ketika mereka yang tidak memiliki dana, tetap mendapatkan akses untuk berobat.
"Pasien cukup membayar seikhlasnya melalui sebuah kotak yang menyerupai kotak infak, tanpa perlu merasa terbebani namun tetap mendapatkan penanganan profesional," terang dia.
Klinik yang dimiliki Rafika juga memiliki apotek. Dengan demikian, pasien yang datang benar-benar dapat melakukan konsultasi, diperiksa keluhannya, dan mendapatkan obat tanpa perlu khawatir terkait biaya.
“Dengan keilmuan yang dimiliki oleh dokter, sebenarnya sudah sangat membantu pasien dalam mengobati sakitnya dan membantu mereka untuk meningkatkan kualitas kesehatan," terang dia.
Rafika yakin, dokter memiliki peran lebih yang dapat dilakukan untuk pasien. Ia juga percaya, sebagai dokter, tidak hanya dirinya yang melakukan praktik seperti ini guna meringankan beban pasien. "Ada beberapa rekan sejawat yang banyak membantu dengan cara mereka sendiri walaupun tidak selalu diliput oleh media,” jelas Rafika.
Walau Klinik dan Apotek bernama Dokter R Medika baru berjalan sekitar satu bulan, Rafika bercita-cita, praktik semacam ini dapat terus berlanjut, tidak hanya klinik namun bisa menjadi rumah sakit yang memadai.
"Harapannya, nantinya, praktik yang berjalan tidak hanya oleh dokter umum tapi juga dokter spesialis, bahkan hingga memiliki layanan rawat inap," jelas dia.
Rafika juga bertekad akan terus belajar untuk menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih baik, demi dapat terus membantu masyarakat sekitar. (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved