Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Unsam Langsa Aceh Gelar Workshop Jurnalisme, Hadirkan Wartawan Berpengalaman

Amiruddin Abdullah Reubee
27/5/2025 17:48
Unsam Langsa Aceh Gelar Workshop Jurnalisme, Hadirkan Wartawan Berpengalaman
Tiga wartawan berpengalaman mengisi workshop jurnalisme yang digelar Universitas Samudra.(MI/Amiruddin Abdullah Reubie)

GUNA meningkatkan kemampuan literasi, komunikasi, pengetahuan umum dan daya pikir kritis akademisi dan mahasiswa, Universitas Samudra (Unsam) Kota Langsa, Provinsi Aceh, menggelar workshop jurnalisme, pada Senin (26/5).

Workshop bertema Membentuk Jurnalis Muda Kreatif dan Kritis Melalui Etika Jurnastik itu diikuti sekitar 50 tenaga akademisi dan mahasiswa di kampus terbesar di ujung timur Provinsi Aceh itu yang kini memiliki 13.000 mahasiswa.

Tiga pemateri dihadirkan untuk membekali puluhan peserta yang sudah memiliki kemampuan dasar dan mempunyai minat menulis berbagai artikel, karya ilmiah dan berbagai mereka lainnya. Tiga orang pemateri itu masing-masing adalah Amiruddin Abdullah Reubee (wartawan senior Media Indonesia), Yarmen Dinamika (Redaktur Pelaksana Serambi Indonesia) dan Putra Zulfirman (Ketua PWI Kota Langsa).

Rektor Unsam Kota Langsa, Prof Hamdani, dalam pembukaan workshop yang diwakili Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan dan Kerja Sama menyampaikan, pentingnya kemampuan menulis dan berliterasi di kalangan kampus. Hal ini diharapkan bisa melahirkan pers kritis di era modern serta perkembangan informasi teknologi.

"Ke depan kami ingin menerbitkan majalah atau buletin kampus. Melalui media kampus bisa menyebarluaskan informasi" tutur Zulfan yang juga mantan Ketua KNPI Kota Langsa.

Semua bisa menulis
Wartawan Media Indonesia, Amiruddin Abdullah Reubee, dalam penyampaian materinya mengatakan, semua orang bisa menulis berita, buku, atau kitab ilmiah dan sisi kehidupan sosial lainnya. Asalkan mereka rajin dan aktif menekuni dan produktif melakukannya.

Apalagi para akademika dan mahasiswa yang memiliki ilmu berbahasa hingga memiliki cara berliterasi. "Tinggal meningkatkan tata cara penulisan yang bagus sehingga enak dibaca serta mudah dipahami," ujarnya.

Dikatakannya, jurnalistik dan reportase merupakan keharusan dalam kehidupan. Kita perlu membaca dan menulis sesuatu sebagaimana apa yang diketahui. Itu penting untuk memberi tahu kepada orang sekitar dan yang jauh keberadaan tempat atau berbeda zaman. Menulis juga efektif mewarisi ilmu kepada generasi berikutnya.

Berapa banyak informasi penting dan ilmu pengetahuan yang tercecer ditelan masa. Itu kadang disebabkan para ilmuwan atau penemunya tidak mengabadikan dengan karya tulis.

Menurut Amirrudin ayat-ayat Alquran saja harus ditulis menjadi mushaf tempat pegangan hukum. Kalau dibiarkan tidak dibukukan, dikhawatirkan tidak semua anak-anak muslim mampu menghafalnya. Bahkan ayat Alquran petama turun dalam Surat Al-A'laq ayat 1 berbunyi "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan Mu yang menciptakan".

"Misalnya hasil karya tulis dua ulama besar Aceh yaitu Syekh Muhammad Daud murid Syekh Abdurrahman Assingkili, melalui karangannya kitab Masailal Mubtadin, sampai sekarang berusia 400 tahun. Hingga kini digunakan se-Asia Tenggara sampai Afrika dan sudah sudah dicetak 100 kali. Begitu juga kitab 8 (Jami'ul Jami') kumpulan Syekh Muhammad Khatib Al-Langgien, sudah berusia sekitar 200 tahun dan masih digunakan lembaga pendidikan Indonesia se-Asia Tenggara hingga Afrika," ujarnya.

Produk jurnalistik
Adapun Yarmen Dinamika, menulis berita atau produk jurnalistik lainnya, terkait dengan undang-undang pers, kode etik jurnalistik dan peraturan lainnya. Karena itu, seorang wartawan atau reporter tidak bisa menulis sesuka hatinya di luar aturan yang ada.

"Jangan tampil seperti jaksa dan tidak memvonis seperti pengadilan. Wartawan juga berhak tidak menyebutkan identitas nara sumber dan berhak melindungi mereka" tutur Yarmen Dinamika.

Lalu sesi ke tiga workshop setelah salat zuhur dibimbing oleh Putra Zulfirman (Ketua PWI Kota Langsa), dengan materi praktik membuat berita. Menurut Zulfirman dengan adanya media tempat menyampaikan informasi, kampus bisa memperluas pemberitaan kepada masyarakat.

Secara terpisah, Rektor Unsam, Prof Hamdani kepada Media Indonesia mengatakan, workshop semi training menulis itu sudah lama ingin digelar. Itu sesuai tuntutan zaman yang harus menguasai ruang publik melalui pemberitaan media.

"Sesuai hadist Rasullullah, ilmu pengetahuan seperti binatang liar harimau. Setelah dengan susah payah menangkapnya, tentu harus dikumpulkan dalam satu berkas ikatan yang kuat. Berkas ikatan kuat tidak hilang dan mudah diwarisi yaitu membuat produk tulisan seperti buku atau kitab serta naskah lain. Karena itu perlu keahlian membuat literasi dan repoertase," tutur Prof Hamdani.

Pihaknya berharap mahasiswa yang tergabung dalam wadah UMKM (Unit Mahasiswa Kerja Mahasiswa) siap diterjunkan sebagai reporter dan penulis berita. Mereka bisa menyampaikan pesan tentang kampus dan seputarannya. (E-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya