Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BANYAK cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi gejolak harga pangan. Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, misalnya, mengalokasikan dana Rp1,2 miliar untuk menggenjot kinerja Perusahaan Daerah (Perusda) Pengolahan Hasil Pertanian Utama (Puspahastama). Dana itu akan dialokasikan pada 2017. Bupati Purbalingga, Tasdi, meminta Puspahastama berperan seperti Perum Bulog untuk mengatasi gelojak harga pangan.
"Saya minta Puspahastama jangan hanya mengurus beras, tetapi juga komoditas lain seperti jagung dan kedelai. Kerja dari Puspahastama ialah membeli komoditas pertanian saat harga jatuh sehingga petani tidak rugi," tegasnya, Kamis (10/11). Nantinya, hasil pembelian Puspahastama disalurkan kepada warga miskin di 80 desa. Setiap desa akan mendapat jatah 500 kg.
"Setiap warga miskin bakal memperoleh bantuan beras 5 kg. Ini di luar jatah beras sejahtera Bulog," ujarnya. Lain lagi dengan yang dilakukan Wakil Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan guna mewujudkan ketahanan pangan keluarga. Selain ditanami tanaman sayuran, obat-obatan, singkong, serta tanaman pangan lain, ujar Abdul, lahan pekarangan juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan budi daya perikanan serta peternakan.
Seperti diketahui, mahalnya harga sejumlah komoditas pangan saat ini dipicu tingginya curah hujan yang menyebabkan hasil panen membusuk dan terserang hama. Karena serangan hama jamur pula, harga cabai yang kini mencapai Rp70 ribu per kg di Banyumas, Jateng, diperkirakan bertahan tinggi. Petani sawah lahan pasang surut di Kabupaten Tanjungjabung Timur, Jambi, juga dihantui serangan hama keong mas. Di Sragen, Jateng, hama wereng yang menjadi momok petani ternyata bisa diberantas dengan penggunaan benih padi unggul yang tahan hama.
Para petani di Kecamatan Gondang, Sragen, Jateng, pun tengah menikmati keuntungan panen padi MT III seharga minimal Rp4.000/kg. Di sisi lain, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA ) Sragen, Suratno, berharap pemerintah menambah alokasi pupuk majemuk (NPK) pada musim tanam selanjutnya untuk menjaga kesuburan tanah.
Dari Purwakarta, Jabar, PT Pupuk Kujang menyatakan menjamin ketersediaan pupuk untuk kebutuhan petani pada musim tanam utama 2016-2017 yang telah dimulai Oktober lalu di Jabar dan Banten. Manager Humas PT Pupuk Kujang, Ade Cahya, mengatakan mekanisme penyaluran yang baru mengharuskan distributor tetap menebus meski petani belum menggunakannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved