Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Pengharum Ruangan, Sahabat Warga Bantar Gebang

Gana Buana
10/11/2016 04:20
Pengharum Ruangan, Sahabat Warga Bantar Gebang
(ANTARA FOTO/Risky Andrianto)

SUMAEDA, 32, warga RT 04/04, Kelurahan Sumurbatu, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, mengarahkan telunjuknya pada kipas angin yang terpasang di langit-langit rumahnya. Di kawat penutup kipas angin itu tergantung dua pengharum ruangan. Jika kipas dinyalakan, selain hawa sejuk, aroma semerbak khas buah apel langsung memenuhi ruangan.

Gantungan pengharum ruangan itu rupanya tak hanya ditemui di ruang utama di rumah mungilnya yang berukuran 30 x 30 meter itu. Tiap lubang angin ruangan, kamar tidur, hingga kamar mandi juga digantungi satu sampai dua bungkus pengharum ruangan.

Hal itu dilakukan Sumaeda agar terbebas dari bau gunungan sampah yang letaknya hanya 100 meter dari rumahnya. Ia bersama ratusan keluarga lainnya tinggal di lingkungan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.

"Semua rumah warga di sini ya begini, dipasangi pengharum ruangan di mana-mana. Asalkan bau sampah enggak tercium, cara apa pun kita lakukan. Jangan sampai bau sampah masuk ke rumah," ujar Sumaeda.

Ibu rumah tangga yang akrab disapa Sum itu mengungkapkan aroma sampah sudah jadi santapan sehari-hari warga sekitar. Begitu warga bangun tidur di pagi hari, aroma busuk sampah yang menusuk hidung langsung menyambut.

Meski sudah bertahun-tahun tinggal di TPST Bantar Gebang, Sum mengaku tetap tak kuat dengan aroma busuk sampah. Ia dan anggota keluarganya kerap kehilangan selera makan, berasa mual, hingga sesak napas. "Makanan selezat apa pun tak akan pernah terasa nikmat kalau makan di rumah. Karena itu, saya sekeluarga sering makan di luar yang jauh dari rumah," ujar Sum.

Ia juga punya jurus lain, yakni mengantongi balsam inhaler di sakunya. Begitu perut berasa mual dan kepala mulai puyeng gara-gara bau sampah, ia langsung menghirup inhaler tersebut. "Ini senjata saya. Selain mual, cium bau sampah itu bisa bikin sesak napas," lanjut dia.

Dalam kunjungannya ke TPST Bantar Gebang, Selasa (8/11) lalu, Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menjanjikan cairnya uang kompensasi bau sebesar Rp35 miliar. Pihaknya selaku pengguna TPST Bantar Gebang merasa bertanggung jawab atas masalah itu agar tak muncul gejolak sosial di masyarakat sekitar.

"Kami tidak akan membiarkan warga menderita karena sampah. Uang kompensasi bau akan segera cair. Saya butuh satu minggu untuk menyelesaikannya," ujar Sumarsono.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menambahkan dana kompensasi bau bagi warga dipastikan akan segera diterima. Untuk tahun ini, sampai dengan akhir Desember 2016, warga akan mendapatkan uang kompensasi sebesar Rp300 ribu per triwulan. Namun, mulai Januari 2017, dana kompensasi naik menjadi Rp600 ribu per triwulan. (J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya