Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Petani Gunakan Air Limbah Rumah Tangga

(TS/LD/WJ/BB/RS/UL/PO/N-3)
25/9/2015 00:00
Petani Gunakan Air Limbah Rumah Tangga
()
BERAGAM siasat dilakukan warga di musim kemarau panjang ini. Petani sayuran di Magelang, Jawa Tengah, misalnya, menggunakan air limbah rumah tangga untuk mengairi lahan pertanian. "Sudah dua bulan ini kami menampung air sisa mandi dan mencuci. Air yang terkumpul disedot untuk mengairi sayuran di kebun," papar Saher, warga Kapuhan, Kecamatan Sawangan, kemarin. Usaha lebih berat harus ditempuh Wage, petani di Pagolan, Kecamatan Pakis. Setiap hari, ia harus bolak-balik menempuh jarak 7 kilometer untuk mendapatkan air.

"Saya harus bolak-balik untuk mengambil 10 jeriken air setiap hari ke desa tetangga supaya sayuran tetap hidup. Saya menggunakan sepeda motor atau menyewa mobil pikap," tuturnya. Demi membantu warga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara berupaya membangun sumur bor di Desa Jalatunda, Kecamatan Mandiraja. Namun, upaya itu gagal karena mata bor tidak kuat menembus sumber mata air di wilayah yang berbatu tersebut. "Kami akan berupaya dengan cara lain untuk membantu warga mendapatkan pasokan air bersih," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Catur Subandrio.

Di Boyolali Utara, Kabupaten Boyolali, banyak petani membiarkan sawahnya tidak ditanami pada musim kemarau ini. Akibatnya, penyerapan pupuk subsidi pun menjadi sangat rendah.
"Tahun lalu, selama delapan bulan saja, pupuk subsidi terserap hingga 80%. Tahun ini, serapannya baru mencapai 51,2% hingga 75%," ujar Ibnu Sutopo, pejabat Dinas Pertanian Boyolali. Musim kemarau di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebabkan hasil panen padi menurun. Lahan seluas 700 meter persegi milik Odang, 76, warga Kampung Selaawi, Desa Warnasari, yang biasanya mampu menghasilkan 600 kilogram gabah, kini menurun hanya menjadi 200 kilogram.

"Tahun ini, tidak ada untungnya sama sekali," ungkapnya. Tidak hanya padi, di Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, banyak tanaman jeruk yang siap panen juga menjadi layu dan berguguran. "Kami tambah merugi karena harga jeruk juga merosot," papar Wayar Diar, petani di Desa Belantih. Dari Majalengka, Jawa Barat, dilaporkan 10 kecamatan mengalami krisis air bersih. Di Kupang, Nusa Tenggara Timur, debit 17 sumber air yang dikelola perusahaan daerah air minum menurun hingga 60%.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya