Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MENTERI Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang telah disetujui Presiden Joko Widodo pada 22 Juni, disebutkan ada 10 sektor industri yang perlu mendapatkan harga gas kompetitif. Salah satunya ialah industri kerajinan keramik seperti yang ada di Kasongan, Yogyakarta. Kepala Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada, Deendarlianto, mengusulkan agar RUEN harus diturunkan ke Rencana Umum Energi Daerah (RUED) di tiap-tiap provinsi dan kabupaten.
"Di situ ada balance antara suplai energi dan kebutuhan energi yang jelas. Kemudian, bagaimana program energi ke depan untuk mencapai industrialisasi harus jelas juga," ujar Deedarlianto. Menurutnya, di Yogyakarta memiliki sentra industri dan bisnis yang bagus seperti Kasongan. Namun, ada satu hal, apabila perencanaan dalam RUED tidak jelas dan tata kelola yang tumpang-tindih, tidak akan berjalan dengan baik. "Jadi harus diikuti dengan perencanaan yang jelas, peta jalan jelas, perubahan aturan jelas, dan tata kelola yang jelas. Ini kritik terhadap pemerintah yang hanya kegiatan atau proyek saja tanpa ada perencanaan yang jelas," tegasnya.
Namun sayangnya, kebijakan RUEN belum terimplementasi di daerah. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Budi Antono, mengaku belum mendapatkan hasil RUEN yang telah ditetapkan terkait dengan harga gas murah untuk industri. "Aturannya belum turun," kata Budi Antono. Dia menyebutkan, selama ini harga gas murah hanya dalam tabung 3 kg yang disubsidi pemerintah dan diperuntukkan pada industri kecil, sedangkan untuk harga tabung 50 kg yang diperuntukkan bagi industri langsung dari pusat. "Kita tidak bisa menetapkan harga. Regulasinya langsung dari pusat," ujar Budi.
Menurut Budi, bila ingin harga gas murah, harus ada subsidi tertutup yang dikhususkan untuk pelaku industri. "Subsidi tertutup artinya langsung kepada yang bersangkut, tapi modelnya berkelompok dan terkontrol," terangnya. Ketua Himpunan Pengusaha Swasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DIY, Siswanto, menanggapi masalah tersebut menegaskan bahwa ketersediaan gas bumi di kalangan industri menjadi kunci utama.
Dia menyinggung persoalan yang dihadapi para kundi di Kasongan yang kesulitan mendapat gas murah. Stoknya juga tidak stabil. "Kontinuitas gas harus stabil agar masyarakat tidak mengalami kesulitan," tegas Siswanto. Selain itu, terjaminnya harga murah merupakan faktor yang mesti dipertimbangkan biar manfaat gas bisa dinikmati para kundi dan para perajin lainnya di seluruh Indonesia. "Yang jelas kontinuitas terjamin dan harganya stabil," imbuhnya. Siswanto mengakui selama ini harga gas belum stabil dan terus fluktuatif. Untuk itu, sudah saatnya pemerintah mengeluarkan peraturan jelas tata kelola gas agar ada jaminan kepastian harga kepada konsumen. (FU/N-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved