Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sungai Ciseel Meluap Genangi 263 Rumah di Kecamatan Padaherang

Kristiadi
28/1/2025 20:20
Sungai Ciseel Meluap Genangi 263 Rumah di Kecamatan Padaherang
Aliran Sungai Ciseel meluap mengenangi 263 rumah di Dusun Anggaraksan, Desa Maruyungsari, Kecamatan Padaherang, Pangadaran dan mereka belum menerima bantuan dari pemerintah daerah.(Dok : Tagana Pangandaran)

HUJAN deras yang terjadi di beberapa daerah telah menyebabkan aliran Sungai Ciseel meluap mengenangi 263 rumah di Dusun Anggaraksan, Desa Maruyungsari, Kecamatan Padaherang, Pangadaran, Jawa Barat. Kejadian tersebut, tidak ada korban jiwa tetapi warga masih tetap bertahan di rumahnya masing-masing.

Anggota Tagana Pangandaran, Kuswati mengatakan, intensitas hujan tinggi yang terjadi beberapa hari menyebabkan aliran Sungai Ciseel meluap dan mengenangi 263 rumah di Dusun Anggaraksan. Kejadian tersebut, membuat aktivitas masyarakat terganggu, karena Pemkab Pangandaran belum berupaya melakukan langkah terutama pengerukan di aliran sungai tersebut.

"Bencana banjir luapan Sungai Ciseel yang terjadi di Desa Maruyungsari, Kecamatan Padaherang sudah ke sekian kalinya dan merendam 167 rumah terjadi di RT 33, RT 32 RW 14 dan RT 31 RW 13 merendam 96 rumah atau 269 jiwa. Namun, pemerintah daerah sekarang ini belum melakukan pengerukan dan ketika hujan turun sudah pasti rumah tersebut tergenang kembali," katanya, Selasa (28/1/2025).

Ia mengatakan, hujan deras yang terjadi di daerahnya disebabkan aliran Sungai Ciseel mengalami sedimentasi termasuk adanya kiriman dari Desa Kertajaya, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis dan Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran. Akan tetapi, warga yang terdampak banjir tidak berbuat banyak mengingat beberapa lokasi tergenang banjir setinggi antara 30, 60 dan 80 centimeter.

"Bupati Pangandaran pernah meninjau ke lokasi terdampak banjir luapan Sungai Ciseel, tapi sampai sekarang ini belum ada upaya yang dilakukannya. Karena, aliran sungai tersebut mengalami pendangkalan (sedimentasi) termasuk banyak pohon bambu menghalangi dan ketika hujan deras air merendam rumah warga dan merusak 269 hektare lahan persawahan," ujarnya.

Menurutnya, banjir luapan Sungai Ciseel membuat warga terpaksa harus membeli kebutuhan pokok untuk sehari-hari dan yang lainnya hanya bisa berdiam di rumah lantaran mereka tidak bisa melalui jalan tergenang banjir. Namun, warga terdampak banjir masih belum menerima bantuan dari pemerintah daerah meski bantuan tersebut menjadi harapannya.

"Warga yang terdampak banjir tentunya mengharap ada bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, termasuk secepatnya memberikan solusi agar 263 rumah tidak menjadi korban luapan Sungai Ciseel. Karena, semua warga mengharapkan agar pemerintah adanya pengerukan di aliran sungai supaya banjir yang terjadi beberapa kali ini tidak melumpuhkan perekonomian masyarakat," paparnya. (H-3)




 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya