Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Keindahan Danau Ranau yang Meredup

(Dwi Apriani/N-1)
25/10/2016 01:10
Keindahan Danau Ranau yang Meredup
(MI/Dwi.Apriani)

SEKTOR pariwisata diyakini sangatlah menjanjikan. Karena itu, pemerintah Indonesia menetapkan pariwisata sebagai salah satu dari lima sektor yang diunggulkan. Apalagi, Indonesia memiliki beragam potensi wisata, di samping 10 destinasi utama yang ditetapkan pemerintah. Seperti Danau Ranau di perbatasan antara Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatra Selatan. Sayangnya, wisatawan kerap kecewa saat menuju lokasi danau terbesar kedua di Sumatra setelah Danau Toba di Sumatra Utara itu.

"Jalan menuju ke sini saja itu bagai menjemput ajal. Jalannya berliku, sementara kanan-kiri ialah jurang dalam. Belum lagi banyak titik yang tergerus tanah longsor dan tak kunjung diperbaiki," tutur Ahmadi, wisatawan asal Palembang, Sumsel. Tepat di tengah danau terdapat Pulau Marisa yang memiliki sumber air panas yang berasal dari kaki Gunung Seminung. "Hanya ada jasa kapal kecil yang mengantar keliling danau dan menyeberang ke kawasan Gunung Seminung. Di kawasan itu ada air panas, itu pun fasilitasnya tak begitu bagus," ungkap dia.

Seorang pemuda Ogan Komering Ulu Selatan, Sudirman, mengakui keindahan Danau Ranau yang sudah tidak diragukan lagi tidak diimbangi fasilitas lokasi wisata. Dermaga yang biasanya dimanfaatkan pada Festival Danau Ranau telah berubah menjadi kawasan perkantoran yang kosong dan tak terurus. Beberapa toilet dan musala untuk umum juga sudah tidak terawat dan tak dapat dipakai. Lokasi pertunjukan di pinggiran danau juga sudah dipenuhi rumput yang meninggi.

Pot bunga, dinding, dan tempat juga sudah diwarnai coretan aksi vandalisme. "Tempat ini hanya bersih dan cantik saat festival Danau Ranau pada di akhir tahun. Setelahnya terbengkalai dan seakan tak pernah diurus seperti kondisi saat ini," ungkap dia. Dermaga yang seharusnya menjadi sandaran bagi kapal-kapal wisata malah dimanfaatkan masyarakat sebagai lokasi permandian umum.

Sebaliknya kapal wisata biasanya memilih mendarat di dermaga kecil lainnya. Jernihnya air danau membuat pengunjung bisa melihat hingga dasar. Hanya saja, di alas danau itu yang terlihat justru sampah. "Sampah di dasar dan pinggiran danau sebagai bentuk kurangnya kesadaran pengunjung, juga kurangnya kecintaan lingkungan bagi masyarakat sekitar Danau Ranau," terang dia. Wakil Bupati Ogan Komering Ulu Selatan Sholehin Abuasir meng-akui Danau Ranau belum tertata dengan baik.

Namun, pihaknya akan mulai memperbaiki semua infrastruktur di danau tersebut. "Kami akan renovasi semua infrastruktur dan fasilitas yang rusak di lokasi danau ini. Ada banyak objek wisata yang bisa didatangi wisatawan. Tidak hanya Danau Ranau, ada juga pegunungan, air terjun, lokasi arung jeram, dan pemandian air panas. Tapi memang infrastukturnya masih kurang." Tahun depan, pihaknya berkomitmen membangun sarana dan prasarana wisata di Danau Ranau.

Tak hanya kembali meng-aktifkan fasilitas yang ada, tetapi juga memperbaiki sarana seperti menambah penginapan untuk wisatawan dan lain-lain. "Tahun ini kita terkendala anggaran. APBD hanya ada sekitar Rp10,78 miliar sehingga kami juga menunda Festival Danau Ranau."



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya