Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
BENCANA tanah longsor dan banjir melanda Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, menewaskan satu orang, empat orang luka-luka dan berdampak pada sebanyak 2.366 jiwa. Sementara itu, 434 jiwa lainnya terpaksa mengungsi.
Pemantauan Media Indonesia, Selasa (21/1) tanggul Sungai Bodri, Kabupaten Kendal jebol di dua titik merendam sebanyak 23 desa di empat kecamatan hingga ketinggian mencapai 1,2 meter.
Ratusan warga terpaksa dievakuasi dan diungsikan ke tempat yang lebih aman. Jebolnya tanggul sungai itu diduga akibat hujan lebat yang mengguyur sejumlah daerah di pantura Jawa Tengah sejak Senin (20/1) sore, mengakibatkan volume air sejumlah sungai meningkat.
Tanggul Sungai Bodri di Desa Lanji, Kecamatan Patebon, Kendal, jebol sepanjang 12 meter dan lebar 15 meter dengan ketinggian enam meter. Sedangkan tanggul sungai di Desa Jebonharjo, Kecamatan Patebon, jebol sepanjang 25 meter, lebar delapan meter dan ketinggian lima meter.
"Kita kerahkan puluhan petugas dan alat berat, bersama ratusan warga sejak pagi dikerahkan untuk melakukan penambalan darurat tanggul Sungai Bodri yang jebol di dua titik tersebut," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kendal Sudaryanto.
Berdasarkan inventarisasi banjir di Kendal ini, lanjut Sudaryanto, akibat jebolnya tanggul Sungai Bodri tersebut ribuan rumah di 23 desa di empat kecamatan yakni Kecamatan Gemuh, Patebon, Pegandon, dan Cepiring terendam banjir dengan ketinggian kn encapai 1,2 meter.
Tidak hanya itu, puluhan hektare sawah hingga sejumlah kendaraan roda empat di garasi rumah juga terendam.
Sementara itu menurut pengakuan sejumlah warga yang menjadi korban banjir mengungkapkan banjir mulai datang sekitar pukul 22.30 WIB setelah tanggul Sungai Bodri jebol di dua titik tersebut.
Banjir dengan cepat naik hingga merendam ribuan rumah warga hingga membuat suasana riuh karena ratusan warga panik ingin menyelamatkan diri.
"Suasana saat malam itu cukup mencekam, karena banjir telah mencapai dada orang dewasa yang berusaha menyelamatkan keluarga masing-masing," kata Zaenal, 45, warga Desa Leji, Kecamatan Patebon.
Hal serupa juga diungkapkan Marni, 36, warga Desa Kebonharjo, Kecamatan Patebon, yang mengaku panik ketika berusaha menyelamatkan diri. Selain sulit untuk membawa barang keperluan seperti pakaian maupun bahan makanan, juga bagi setiap keluarga adalah penyelamatkan anak-anak karena banjir telah mencapai dada orang dewasa.
Waluyo, warga Cepiring, menyatakan ribuan keluarga yang terdampak banjir baru bisa tenang setelah jelang pagi petugas dari BPBD Kendal, Tim SAR, dan relawan berdatangan dengan membawa perahu karet untuk mengevakuasi ke tempat lebih aman seperti balai desa, masjid, sekolah, dan lainnya.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal Ahmad Huda Kurniawansah menjelaskan banjir yang melanda Kabupaten Kendal ini mengakibatkan 2.366 warga atau 790 kepala keluarga (KK) terdampak dan sebanyak 434 warga mengungsi ke tempat yang aman.
"Banjir juga menimbulkan kerusakan tiga sarana ibadah, tiga sarana kesehatan, dan tiga buah sarana pendidikan," imbuhnya.
Selain bencana banjir tersebut, menurut Ahmad, akibat cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan kilatan petir juga menyebabkan longsor di empat kecamatan, yakni Kecamatan Boja di Desa Laban, Desa Sukorejo, Desa Selokaton, Harjodowo, dan Desa Tamanrejo; Kecamatan Pelantungan di Desa Tlogopayung, Mojoagung, Wonodadi, Kediten, dan Manggungmangu; serta Kecamatan Patean di Desa Kalices.
“Terdapat satu korban meninggal dunia dan empat orang luka-luka dalam bencana tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Kendal bagian atas tersebut,” ujarnya. (AS/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved