Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah melaporkan dua desa di Kabupaten Poso terendam banjir akibat curah hujan tinggi.
Banjir pertama melanda Desa Watuawu, Kecamatan Lage dan Desa Bega, Kecamatan Poso Pesisir. Banjir terjadi sejak, Sabtu (14/12).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng, Andy Sembiring, menyatakan banjir terjadi akibat luapan sungai di kedua desa tersebut.
“Curah hujan tinggi menyebabkan sungai meluap dan menggenangi permukiman warga,” terang Andy di Palu, Minggu (15/12).
Di Desa Bega, sebanyak 125 unit rumah warga terdampak banjir. Fasilitas umum seperti dua bangunan sekolah, satu masjid, dan kantor desa turut terendam.
“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun mendesak dilakukan perbaikan saluran air di wilayah Desa Bega,” ungkapnya.
Sementara itu, di Desa Watuawu, jumlah rumah terdampak masih dalam pendataan. Namun, satu kepala keluarga (KK) dilaporkan telah mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Selain banjir, tanah longsor juga terjadi di Desa Pandiri, Kecamatan Lage, pada Sabtu (14/12) malam. Longsor sepanjang 20 meter memutus akses jalan Trans Sulawesi di tikungan tajam yang rawan kecelakaan.
“Jalur tersebut merupakan penghubung Tentena dan Poso, sehingga berbahaya bagi pengendara,” tegas Andy.
BPBD Provinsi Sulteng terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Poso untuk penanganan banjir dan longsor.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD bersama aparat desa, TNI-Polri, telah melakukan asesmen dan pemasangan garis pengamanan di lokasi longsor.
“Aparat Desa Pandiri bersama TNI-Polri sudah memasang garis polisi dan mengamankan area longsor untuk keselamatan pengendara,” tandas Andy. (TB/J-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved