Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
KASUS penembakan terhadap siswa SMKN 4 Semarang semakin terbuka. Setelah adanya dugaan upaya intervensi kepolisian terhadap keluarga Gamma Rizkynata Oktafansy, 17, pelajar yang tewas ditembak polisi, keluarga korban juga telah mengantongi rekaman video penembakan berdurasi 41 detik. Ini semakin menguatkan dugaan kasus ini direkayasa yang menyebutkan korban adalah anggota gangster.
Pemantauan Media Indonesia Senin (2/12) kasus penembakan terhadap siswa SMKN 4 Semarang oleh anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang Aipda Robig Zaenudin semakin berkembang dan terbuka, setelah adanya keberanian pihak keluarga korban Gamma Rizkynata Oktafansy,17, berani buka suara.
Sebelumnya keluarga buka suara bahwa pada Senin (25/11) yakni satu hari setelah korban Gamma Rizkynata Oktafansy,17, siswa SMKN 4 Semarang dimakamkan, sejumlah anggota polisi datang meminta agar keluarga mengikhlaskan kejadian tersebut dengan menandatangani pernyataan untuk tidak memperpanjang ke mana-mana serta diambil pernyataan dalam bentuk video.
"Permintaan tersebut jelas ditolak oleh keluarga korban. Bahkan kemudian keluarga melaporkan kasus kematian korban Gamma Rizkynata Oktafansy ke Polda Jawa Tengah," kata seorang kerabat korban yang enggan disebutkan namanya untuk menjamin keselamatan.
Keluarga korban Gamma Rizkynata Oktafansy, lanjutnya, meyakini kasus ini direkayasa terutama yang menyebutkan bahwa korban adalah anggota gangster. Keluarga korban lain juga meragukan pernyataan polisi yang menyebut korban ditembak mati karena menyerang polisi dengan menggunakan senjata tajam.
Keyakinan keluarga korban, ungkapnya, setelah pihak keluarga mengantongi rekaman video penembakan berdurasi 41 detik. Sedangkan pihak kepolisian hanya menunjukkan barang bukti berupa senjata tajam untuk tawuran. "Alat-alat tersebut bisa diambil dari mana saja, termasuk tudingan soal korban membeli senjata tajam diminta agar polisi membuktikan," imbuhnya.
Tentang pelaku-pelaku tawuran (ada empat orang) yang ditunjukkan polisi, menurutnya, dapat diambilkan dari beberapa anak-anak yang wajib lapor, bahkan untuk membuktikan keyakinan ini keluarga korban telah mengumpulkan sejumlah alat bukti untuk membantah tudingan dari Kepala Polrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar.
Sejumlah bukti didapat pihak keluarga itu, ujarnya, juga telah diserahkan ke Polda Jawa Tengah sebagai bagian pengusutan, seperti dari video ditemukan bahwa korban ditembak oleh pelaku yang masih berada di atas motor.
Sebelumnya, Kepala Polrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengungkapkan bahwa polisi telah mengantongi rekanan CCTV yang diambil dari beberapa tempat. Di antaranya dari minimarket dan masjid tempat peristiwa penembakan siswa SMKN 4 Semarang tersebut terjadi. "Kami memiliki rekaman CCTV itu," ujarnya.
Hal itu juga dibenarkan karyawan minimarket di Jalan Candi Penataran Raya, Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Reza bahwa sejumlah petugas kepolisian dua kali datang ke minimarket tempatnya bekerja untuk mengambil CCTV di bagian atas, namun tidak kelihatan adanya tawuran pada malam tersebut.
"Saya melihat CCTV tidak ada kejadian tawuran, juga tidak terlihat penembakan itu karena yang ada adalah seorang lelaki menggunakan motor metik berukuran besar yang memalangkan kendaraan di tengah jalan mengacungkan senjata tajam," ujar Reza. (AS/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved