Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sarung Tenun dengan Pewarna Spons Laut Asal Ternate Diharapkan Laku Terjual di Lembata

Alexander P Taum
18/10/2024 12:52
Sarung Tenun dengan Pewarna Spons Laut Asal Ternate Diharapkan Laku Terjual di Lembata
Sahari, warga Pulau Ternate, Alor, Nusa Tenggara Timur, memegang sarung tenun hasil kerajinan tangannya, Jumat (18/10/2024). Sarung tenun itu menggunakan pewarna alami dari spons laut atau karang laut itu(MI/Alexander P Taum)

WAJAH Sahari Karim, berubah antusias ketika ada pengunjung menghampiri stand tempat ia dan delapan ibu-ibu memajang sarung tenunan.

Sarung tenunan itu dipajang di lapangan Harnus, Kota Lewoleba, Jumat (18/10). Pemda setempat sedang mengelar pameran tenun ikat yang diikuti UMKM dari Kabupaten Sikka, Flores Timur, Lembata, dan Alor. 

Sarung tenun dengan warna dominan kuning bermotif kerang laut ia tunjukan dengan antusias. Sahari menjelaskan, bahan pewarna sarung yang berasal dari spons laut atau bunga karang. 

Sahari menjelaskan, spons laut atau bunga karang diambil dari laut, kemudian diambil tintanya untuk merendam benang hingga menghasilkan warna tajam.  Harga per sarungnya dibenderol Rp750.000.

Selain sarung berwarna kuning, Sahari juga menunjukkan sarung dengan kombinasi warna merah, biru, kuning, serta cokelat. Tampilan sarung ini sangat nyentrik namun juga memancarkan kelembutan. 

"Ini juga kami hasilkan dengan pewarna spons laut. Hasilnya berbeda dengan pewarna dari tumbuh-tumbuhan. Proses tenun pun dilakukan secara manual. Kami sengaja menenunnya rapat-rapat. Hasilnya begini, cantik to," ujar Sahari Karim.

Sarung dengan warna nyentrik dengan pewarna spons laut itu dibanderol dengan harga Rp900.000. 

Tadinya, ibu berusia 67 tahun itu, mengantuk di antara ribuan potong sarung tenun. Namun, ia antusias bercerita tentang kehidupan mereka di Pulau Ternate, Kabupaten Alor, kepada para pengunjung pameran.

Rupanya antusiasme ketua kelompok tenun ini terdorong satu harapan realistis, semua sarung yang dipajangnya dapat laku terjual.

Ketua Kelompok Tenun Pantai Laut, Pulau Ternate, Kabupaten Alor, Nusa Tengara Timur, itu menghabiskan 4 hari perjalanan laut dari Pulau Ternate menuju Kota Kalabahi, Kabupaten Alor. Kemudian berlayar lagi menuju Pulau Lembata. Ia punmembawa serta Kelompok Tenun Cakrawala.

Sahari menegaskan, kelompok-kelompok tenun ikat di Pulau Ternate, Alor, menggantung hidup dari tenun. Karena itu, pihaknya berkomitmen menjaga kelestarian laut, tempat hidup dan berkembang spons laut yang digunakan sebagai pewarna sarung.

Spons laut, Porifera atau Bunga karang adalah organisme multiseluler yang mempunyai banyak pori sehingga air dapat melewatinya. Tubuh mereka terdiri dari mesohil yang diapit dua lapisan tipis sel.

"Kami di pulau itu mamar itu tidak ada, kami di pulau itu hanya ada akar kayu, kulit kayu, daun daunan, di laut ada biota laut warna warni, itulah hidupan kami sedih sekali. Kami tetap menjaga peninggalan leluhur kami, alat tradisi kami, menenun dengan bahan alami. Kami cari uang dengan tenun," jelasnya.

Ia pun berharap bantuan Pemerintah Kabupaten Lembata, juga pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata untuk membeli sarung yang telah susah payah dibawa dari Pulau Ternate, Alor, ini.

"Kami harap dan berdoa dapat tinggalkan sarung kami di sini dan kami bawa pulang uang ke Ternate. Kami di pulau itu susah menyekolahkan anak. Tolong bantu kami Pemda Lembata dan Kementerian Pariwisata RI," ujar Sahari. (PT/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya