PRESIDEN Joko Widodo meminta harus ada penanganan permanen terhadap persoalan asap di Sumatra dan wilayah lain yang terus berulang setiap tahun. Hingga saat ini, sekitar 80% wilayah di Sumatra sudah terpapar asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang berdampak sangat luas.
"Presiden sangat concern dengan masalah kebakaran hutan dan lahan. Perlu dicarikan solusi permanen agar tidak berulang terus," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, kemarin.
Menurut Sutopo, instruksi presiden tersebut disampaikan saat menggelar rapat terbatas penanganan kebakaran hutan di Istana Presiden, Jakarta, kemarin. Untuk saat ini penanganan asap harus segera dilipatgandakan.
"Arahan Presiden, penanganan agar diteruskan dengan operasi darurat asap. Kementerian LHK sebagai koordinator didukung penuh oleh BNPB, TNI, dan Polri," paparnya.
Salah satu upaya BNPB ialah menggelar hujan buatan dan pemadaman lewat udara. TNI perintahkan mengerahkan personelnya, sedangkan Polri menegakkan hukum. Pemadaman di darat oleh BPBD, Manggala Agni, TNI, Polri. "Penanganan asap itu ditargetkan beres pada bulan ini," ujarnya.
Menurut data BNPB, jarak pandang di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru dan Kota Pekanbaru 500 meter, Rengat dan Pelalawan 800 meter, Bandara Sultan Thaha Jambi 600 meter.
"Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Pekanbaru, Rumbai, Siak, Bangko, Rohul, Kampar, Jambi, lebih dari 300. Artinya sudah level sangat berbahaya," pungkasnya.
Deputi Penanganan Darurat BNPB Tri Budiarto menjelaskan hingga saat ini 13 helikopter dikerahkan untuk melakukan water bombing di enam daerah terparah, yakni Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Namun, kata Tri, masalah kebakaran hutan dan lahan belum sebagai bencana nasional. Hingga saat ini pemerintah daerah masih dianggap mampu menangani dengan bantuan dari pemerintah pusat.
Hutan taman nasional Berdasarkan pantuan di lapangan, kebakaran hutan di Sumatra Selatan sudah memasuki kawasan hutan taman nasional, hutan produksi dan lindung yang berada di Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin (Muba) dan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
"Di Banyuasin sejumlah titik kebakaran berada di Taman Nasional Sembilang, kemudian di hutan konservasi SM Padang Sugihan di Muba, sedangkan di OKI mulai merambah di hutan produksi di Kecamatan Pedamaran, Tulung Selapan dan Air Sugihan," ujar Kepala UPTD Penanggulangan Lahan dan Hutan Dihut Sumsel, Achmad Taufik.
Sementara itu, kabut asap yang melanda wilayah timur Provinsi Jambi hingga kemarin pukul 14.00 masih pekat. Akibatnya, setidaknya ada empat maskapai membatalkan 11 penerbangan menuju Jambi. Keempat maskapai yang batal mendarat pesawatnya di Bandara Sultan Thaha, yakni NAM Air sebanyak tiga penerbangan), Lion Air (empat penerbangan), serta Garuda dan Citilink masing-masing dua penerbangan.
Untuk mencari solusi atas masalah itu, kemarin, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jambi, pejabat instansi terkait, dan pelaku usaha perkebunan dan hutan tanaman industri mengadakan rapat koordinasi di Gedung Siginjai Kantor Polda Jambi. Pada kesempatan itu Polda Jambi juga mengeluarkan maklumat tentang ancaman hukuman terhadap pelaku pembakar hutan.
Pelaksana tugas Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan penanganan asap harus bersama-sama. "Kita dorong tetangga menangani lebih serius," katanya di Pekanbaru.(Bhm/SL/BG/X-5)