Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
MUSIM kemarau panjang dan keterbatasan sumber pengairan di sawah, petani di Kabupaten Blora, Jawa Tengah beralih ke budidaya tembakau. Akibatnya, luas lahan tembakau melonjak hingga 250% dibandingkan tahun sebelumnya.
Saat ini, ribuan hektare area persawahan di Kabupaten Blora berubah dari sebelumnya tanaman padi menjadi kebun tembakau. Ribuan petani mengganti tanaman pangan ke budidaya tembakau, karena keterbatasan air baik di sawah maupun sungai yang ada akibat kemarau panjang dan tidak ada hujan lebih dari dua bulan.
Guna memenuhi kebutuhan penyiraman tanaman tembakau tersebut, petani membuat sumur-sumur dangkal di area persawahan yang tersebar di sejumlah kecamatan. "Kami memilih tanaman tembakau karena ketersediaan air terbatas saat musim kemarau seperti sekarang ini," ujar Sarwan, 50, petani di Desa Puledagel Kecamatan Jepon, Blora.
Baca juga : Petani Tembakau Menilai PP Kesehatan Bisa Ciptakan lebih Banyak Pengangguran
Hal serupa juga diungkapkan Sunaryo, 45, petani tembakau di Desa Tambaksari, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora. Selain karena keterbatasan air untuk kebutuhan pertanian saat musim kemarau ini, banyak petani yang tergiur membudidaya tembakau karena keuntungan yang tinggi bahkan hingga tiga kali lipat dibandingkan menanam padi atau palawija.
"Keuntungan menanam tembakau bisa mencapai 40 persen dari modal, rata-rata setiap hektare sawah dapat ditanami hingga 26 ribu tanaman," ujar Sunaryo.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Holtikultura, Perkebunan dan Peternakan Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP 4) Blora Rosalia Diah Erawati mengatakan dampak kemarau ini banyak petani beralih ke budidaya tembakau, sehingga jumlah lahan pertanian yang kini ditanami tembakau melonjak hingga 250% dibandingkan tahun lalu.
Pada 2023:lalu, lanjut Rosalia, jumlah lahan tembakau di Blora hanya 800 hektare dan pada 2024 ini meningkat menjadi 2.000 hektare, karena tanaman tembakau lebih tahan terhadap kemarau dan juga tidak banyak membutuhkan air. "Budidaya tembakau ini selain lebih
menguntungkan petani juga menjaga lahan tetap produktif," imbuhnya.
Meskipun jumlah area tanaman tembakau meningkat drastis, ungkap Rosalia, diharapkan harga tembakau tidak merosot dan tetap stabil seperti ini saat musim panen tiba, sehingga petani dapat merasakan keuntungan. (N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved