Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DEMI memastikan warganya memiliki bahan makanan untuk dimasak saat merayakan Lebaran, mantan Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahyono mengajak istrinya berkeliling ke rumah-rumah warga yang kurang mampu pada malam takbiran. Ia tak ingin ada warganya yang bersedih di hari Lebaran.
Kunjungan mendadak Tri, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi ini disambut haru sejumlah warga. Bahkan beberapa di antaranya tampak terharu hingga meneteskan air mata, karena Tri dan istrinya tak diduga membawakan mereka paket sembako.
"Saya tidak menyangka jika orang bertubuh tinggi itu ternyata Pak Tri yang pernah menjabat Wali Kota Bekasi. Beliau memang dari dulu sangat peduli pada orang-orang susah seperti saya,” kata warga Gang Tengki, Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawa Lumbu, Bekasi, Jawa Barat, Mak Kunih, 61.
Baca juga : Polisi Sisir Konvoi Takbiran di Jakarta Utara dan Pusat
Mak Kunih mengaku kagum dan bangga punya pemimpin seperti Tri Adhianto. Ia yakin kalau Tri Adhianto berniat maju sebagai calon Wali Kota Bekasi akan terpilih kembali. "Pak Tri itu pemimpin yang sangat merakyat, sederhana dan sangat peduli terhadap rakyatnya," ungkapnya.
Hal senada disampaikan Mak Nimah dan Mak Suhana. Dua warga yang tinggal tak jauh dari rumah Mak Kunih ini juga terkesan dengan apa yang dilakukan Tri Adhianto. Apalagi, kedatangan Tri dan istrinya itu dilakukan pada malam takbiran, saat umumnya orang-orang berkumpul di rumah bersama keluarga.
"Beliau sampai mau meluangkan waktunya bersama istrinya menemui kami-kami warga miskin justru di malam takbiran. Pak Tri bilang tak ingin ada warganya yang tak punya beras untuk dimasak saat Lebaran,” kata Mak Nimah, 57.
Baca juga : 686 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Malam Takbiran
Tri Adhianto mengaku dirinya merasa tidak tenang jika saat takbir bergema di mana-mana, ada warga di sekitar tidak memiliki beras, apalagi daging untuk dimasak. Takbir mengagungkan kebesaran nama Allah akan hambar dan tak bermakna jika ia membiarkan ada warga di sekitarnya bersedih karena tak punya beras.
"Apanya yang kembali ke fitrah, kalau hati kita tidak peka dan tidak terpanggil untuk membantu sesama saudara kita yang sedang kesusahan? Karena itulah, saya lebih memilih keliling ke rumah-rumah warga kurang mampu untuk memastikan, apakah mereka bahagia atau bersedih besoknya mau berlebaran,” kata Tri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved