Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Dari Rumah Hantu, Kini Tempat Lahir UMKM Melek Digital

Lilik Darmawan
17/10/2023 20:05
Dari Rumah Hantu, Kini Tempat Lahir UMKM Melek Digital
Pelatihan untuk para pelaku UMKM supaya melek digital(MI/Lilik)

SEJUMLAH anak muda itu terlihat di depan laptop mereka. Ada yang tengah otak-atik aplikasi. Ada juga yang sedang menjawab pertanyaan lewat media sosial. Mereka beraktivitas di salah satu ruangan yang nyaman di sebuah tempat yang bernama Hetero Space Banyumas, Jawa Tengah.

Hetero Space Banyumas baru diresmikan pada Desember 2022 lalu oleh Ganjar Pranowo yang menjabat Gubernur Jawa Tengah (Jateng) saat itu. Di situlah, anak-anak muda kreatif berkumpul. Basis yang digeluti adalah dunia digital. Gedung yang ditempati hetero space adalah gedung tua peninggalan Belanda. Dulunya dipakai Gedung Bakorwil Karesidenan Banyumas-Pekalongan. Kemudian kosong dan menganggur lama, banyak yang menjuluki sebagai rumah hantu.

"Iya, banyak yang menjuluki rumah hantu sebelum jadi kantor Hetero Space Banyumas. Bahkan Pak Ganjar juga pernah mengatakan daripada jadi rumah hantu lebih baik dimanfaatkan. Lalu oleh Pemprov Jateng menyulap menjadi tempat anak’-anak muda yang khususnya berkutat di dunia digital untuk berkumpul,�jelas Program Manager Hetero Space Banyumas Muhammad Irfan Bahtiar kepada Media Indonesia pekan lalu.

Baca juga: Prilly Latuconsina Berikan Motivasi Pelaku UMKM Perempuan

Kawasan Hetero Space Banyumas memiliki beragam fasilitas yakni event space indoor, event space outdoor, dua ruang co working space, tiga ruang pertemuan, ruang khusus (private room), refreshing room, front desk, team space, maker space packaging, galeri UMKM, studio, dan sebagainya.

Hetero space juga menjadi tempat berkumpulnya para pelaku industri kreatif khususnya, bukan hanya dari Banyumas saja melainkan juga dari Cilacap dan Purbalingga.

"Terutama yang ke sini adalah start up atau pelaku bisnis pemula baik sektor barang maupun jasa. Meski kurang dari satu tahun, namun Hetero Space Banyumas sudah tidak asing lagi bagi para pelaku khususnya industri kreatif," paparnya.

Khusus untuk pelaku industri kreatif pemula, pihaknya bersama Dinas Koperasi dan UMKM Jateng menggelar pelatihan terutama bagaimana mereka meniti dunia digital untuk memasarkan produk dan jasanya di dunia maya. "Pelatihan ini diikuti oleh para pelaku UMKM di Banyumas sebagai modal bagaimana mereka dikenalkan dengan dunia digital," kata Irfan.

Baca juga: Omzet UMKM Pertamina Naik 53% di Grand Prix of Indonesia 2023

Pelatihan itu, lanjut Irfan, menjadi salah satu bentuk pendampingan kepada para pelaku UMKM di Banyumas. “Pelatihan tidak hanya sekali saja, melainkan dilaksanakan secara berjenjang seperti SKS anak-anak kuliah. Di Hetero Space Banyumas, digelar 10 kali pelatihan secara berjenjang.  Dan tentu saja gratis pelatihannya," ujarnya.

Materinya mulai dari branding produk, brand awarness, pengelolaan keluangan, proses peizinan, pengemasan sampai pemasaran di dunia digital melalui media sosial hingga bagaimana mempertahankan bisnis agar tetap survive. Mereka yang mengikuti pelatihan sekitar 70% di antaranya adalah anak muda.

Para pembicara yang datang tidak saja dari praktisi yang mahir di bidangnya masing-masing tetapi juga sesuai dengan kompetensi. Misalnya untuk perizinan atau pengurusan izin, maka yang datang adalah pemangku kebijakan langsung. Sehingga para pelaku UMKM langsung bisa mendapatkan solusi atas apa yang mereka butuhkan.

"Para pelaku UMKM sangat antusias saat pelatihan. Meski ada beberapa yang tidak muda lagi agak ketinggalan, tetapi mereka punya usaha yang kuat sehingga tetap dapat mengikuti. Pascapelatihan, kami tidak melepaskan begitu saja, melainkan tetap didampingi. Bahkan ada sarana komunikasi daring untuk bertukar pikiran sampai sekarang," ujarnya.

UMKM Naik Kelas

Bagaimana dengan UMKM yang telah dilatih dan didampingi oleh hetero space? Salah seorang pelaku UMKM produk sayuran hidroponik organik dari Sokaraja, Banyumas, Benti Nurmawa, merasakan betul manfaat pelatihan yang digelar oleh Hetero Space Banyumas dengan Dinas Koperasi dan UMKM Jateng.

"Sebelum saya ikut pelatihan, saya hanya mengandalkan pemasaran lewat mulut ke mulut. Pada saat itu, saya bisa menjual berbagai macam produk sayuran sehat hidroponik organik dengan omset Rp2 juta setiap bulannya," jelas Benti.

Kemudian dirinya ikut pelatihan pemasaran digital. Setelah pelatihan, Benti langsung mencoba untuk memasarkan produknya lewat media sosial. Seperti TikTok, Instagram, snack video dan e commerce.

"UMKM saya jadi naik kelas. Kalau sebelumnya, hanya dari mulut ke mulut, sekarang sudah dapat memasarkan melalui dunia digital. Sehingga yang tahu jauh lebih luas. Banyak yang kemudian tahu mengenai produk berbagai macam sayuran
hidroponik organik," katanya.

Benti mengaku setiap harinya dia bisa menjual berbagai macam jenis sayuran pakcoy, bayam merah, selada dan lainnya. "Sayur yang saya produksi itu sehat karena organik dan sekarang banyak yang mencari.  Apalagi sayuran dan herbal yang saya produksi ada 35 jenis. Sehingga, saya tidak hanya menjual sendiri, tetapi ada juga yang menjadi reseller. Sayuran ini juga tidak hanya dipasarkan di Banyumas saja tetapi juga Cilacap," ujar dia.

Dengan memanfaatkan dunia digital untuk pemasaran, produk sayuran organik mengalami lonjakan omset. “Dalam sebulan, saat sekarang saya bisa menjual sayuran dengan omset sekitar Rp6 juta hingga Rp8 juta. Kami terus  mempertahankan kualitas produknya, terutama bahwa sayuran ini sehat karena organik," ungkap Benti yang memiliki areal sayuran hidroponik di Desa Banjarsari Kidul, Kecamatan Sokaraja.

Benti sangat merasakan bagaimana menjejakkan kaki di dunia digital. Dan efeknya memang nyata, usahanya semakin moncer.

Tak hanya Benti, pengusaha muda asal Purwokerto, Rudi Pratama Putra juga merasakan hal yang sama. Pada awal usahanya sebagai produsen beanbag, dia sebetulnya sudah memanfaatkan medsos. Namun demikian, hanya sedikit yang melirik.

"Kemudian saat hetero space muncul, saya mulai konsultasi bahkan ada pelatihan. Jelas saya ikut. Nah, di situ, saya diajari bagaimana membikin content plan. Lalu membuat konten yang menarik sehingga bisa viral. Pengetahuan itulah yang membuat konten saya jadi berbeda. Sehingga bisa memperluas jangkauan dan tentu saja banyak yang tertarik," jelasnya.

Ternyata, lanjut Rudi, dengan konten pemasaran yang menarik, usaha bean bag mengalami lonjakan omsetnya. “Setelah pendampingan oleh teman-teman hetero space terutama dalam pemasaran digital, maka omset beanbag mengalami lonjakan. Kalau sebelum ada pelatihan dengan konten yang belum tertata, dalam sebulan omset Rp20 juta. Tetapi setelah ada digital marketing tertata dan ada konsep dalam konten, saat ini omsetnya mencapai Rp30 juta hingga Rp40 juta per bulan. Umumnya, pelanggan kami mengetahui lewat Instagram dan google maps," ujarnya.

Sekitar 90% pembeli dan penyewa umumnya bertransaksi secara daring. "Pelanggan kami adalah kafe-kafe. Karena beanbag ini memang menjadi alternatif tempat duduk santai dengan mengikuti bentuk tubuh. Dari  pelanggan yang ada, hanya 10% yang datang langsung, selebihnya 90% bertransaksi secara online," kata dia.

Benti dan Rudi adalah contoh startup yang mampu berkembang lewat dunia digital. Hetero Space Banyumas belum genap setahun tetapi mampu mendorong anak-anak muda kreatif untuk terus mengembangkan kewirausahaan. Orang barangkali tak mengira, tempat yang dulunya dikatakan sebagai rumah hantu kini jadi markas generasi milenial dan Z kreatif, bahkan mendampingi UMKM yang melek digital. (LD/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya