Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
CV Bali Pure berhasil menembus pasar global berkat Sampoerna Enterpreneurship Training Center (SETC). SETC merupakan kegiatan pemberdayaan UMKM binaan PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui payung program keberlanjutan Sampoerna untuk Indonesia.
Pemilik CV Bali Pure, I Ketut Sumayana, merintis usaha sejak 2016 lalu dengan modal Rp300 ribu. Ia bergabung dengan SETC pada 2018 dan kini usahanya menjelma menjadi salah satu UMKM dengan beragam produk.
Beragam produk telah dihasilkan Bali Pure seperti virgin coconut oil (VCO), minyak kemiri, serbuk kunyit, serbuk jahe merah, bubuk daun kelor, hingga produk kosmetik golongan B. Selama mengelola bisnis, Ketut mencoba berpikir sederhana dalam menghasilkan produk Bali Pure.
"Saya dapat kunyit dari petani, lalu berpikir apa yang bisa saya buat dan orang butuh dari kunyit ini. Saya lihat di toko ada serbuk kunyit. Nah, ini bisa saya lakukan dari kunyit harga Rp1.000/kg bisa menjadi Rp25 ribu," ujar Sumayana dalam keterangan, Rabu (30/8/2023).
Hal senada juga ia sampaikan dalam webinar Indonesia Skills Week by Prakerja, Senin (21/8/2023). Indonesia Skills Week by Prakerja merupakan pelatihan gratis secara daring. SETC menjadi salah satu mitra yang memberikan pelatihan kepada alumni peserta Kartu Prakerja.
Mantan pegawai hotel itu menuturkan, usaha Bali Pure dimulai dari sebuah garasi kecil di Bali Utara bermodalkan Rp300 ribu karena melihat potensi buah kelapa yang pada 2016. Ia pun tidak menampik produk Bali Pure sempat sepi pembeli pada enam bulan pertama.
“Kalau masih baru, dikritik jangan tersinggung. Kalau tersinggung, kita tidak akan maju. Jangan menuntut pembayaran sebelum memberikan pelayanan yang terbaik. Kita memproduksi yang orang butuhkan, bukan yang kita inginkan. Hari ini tidak ada yang beli, besok ada yang datang pesan banyak,” ujar dia.
Sumayana menuturkan, beberapa pembeli dari luar negeri menemukan produk Bali Pure melalui postingan media sosial dan situs. "Seperti bayi, kita harus belajar merangkak untuk bisa berlari. Mulai dulu dari yang ada di sekitar. Manfaatkan digital, unggah di media sosial, situs dan lainnya,” paparnya.
Ia menambahkan, ketekunan dan konsistensi memasarkan produk membuat penjualan Bali Pure perlahan naik dan bisa menjangkau pasar luar negeri. Sumayana berpendapat semua orang dapat menjadi pelaku usaha jika mengenali potensi dan berani berpikir kreatif.
"Baru-baru ini saya bersama dengan SETC habis dari Jepang (pameran Wellness Food Japan 2023) dan kami sedang menjajaki ekspor ke sana. Jadi kami melihat dan mengambil peluang terbaik, paling potensial dan menjanjikan. Seorang wirausaha juga harus pandai bersosialisasi dan membangun jaringan," paparnya.
Sebagai gambaran, SETC adalah pusat pelatihan kewirausahaan terpadu yang beroperasi sejak 2007. Dalam perjalanannya selama lebih dari 16 tahun, SETC telah mendukung peningkatan kapasitas bagi sekitar 67 ribu peserta pelatihan dari seluruh penjuru Indonesia.
Pusat pelatihan ini berdiri di atas lahan seluas 27 hektare di Sidoarjo, Jawa Timur. SETC juga memiliki ruang pelatihan dan pertemuan, laboratorium kultur jaringan, area untuk ternak, perikanan dan penelitian, serta penginapan.
SETC senantiasa konsisten memberi pelatihan, pendampingan, pembinaan, hingga jejaring bagi para pelaku UMKM yang ingin berkembang termasuk Sumayana yang bergabung menjadi binaan SETC sejak 2018. Pada akhirnya, manfaat mengikuti SETC dapat dirasakan oleh para pelaku UMKM dan masyarakat. (RO/A-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved