Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DINAS Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatra Selatan meluncurkan Kapal Pusaka Cheng Ho di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS), Sabtu (23/7). Selain itu, perjalanan Laksamana Cheng Ho di Bumi Sriwijaya juga dikenalkan kepada masyarakat Sumsel pada saat yang bersamaan.
Kapal Cheng Ho yang di-launching tentu bukan kapal sebenarnya, hanya sebuah replika Kapal Cheng Ho yang terbuat dari kayu berukuran 2 meter x 17 meter dan ditempatkan di pinggiran aliran kali kuno di yang berada di sekitar TPKS tersebut.
"Sejarah Kota Palembang tidak dapat dipisahkan dengan kisah Laksamana Cheng Ho. Di Palembang, Cheng Ho diyakini tinggal dalam kurun waktu yang cukup lama dengan perannya yang menyebarkan agama Islam, dikenal juga sebagai sosok pahlawan. Ini alasan kita untuk membuat replika kapalnya," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Irene Camelyn Sinaga.
Dikatakan, meski Cheng Ho singgah ke banyak tempat di Indonesia tapi warga Palembang menyakini bahwa Laksamana bernama asli Ma He ini tinggal dalam rentang cukup lama di Bumi Sriwijaya karena perannya dalam penyebaran agama Islam.
Irene menuturkan, Cheng Ho juga dikenal sebagai sosok pahlawan karena pada 1407 ketika Kota Palembang yang berada di bawah kekuasaan Sriwijaya pernah membantu menumpas perampok-perampok Tionghoa Hokkian yang mengganggu ketentraman. Kapal yang ditumpangi Cheng Ho disebut kapal pusaka merupakan kapal terbesar pada abad ke-15.
Dalam ukuran sebenarnya, kata dia, panjangnya mencapai 44,4 zhang (138 m) dan lebar 18 zhang (56 m). Lima kali lebih besar daripada Kapal Columbus.
"Dengan sejarah ini, seharusnya Kota Palembang ini yang menjadi tujuan wisata utama warga Tiongkok di Indonesia. Oleh karena itu, kita serius menggarap wisata sejarah dan religi ini karena menginginkan porsi besar dalam wisata jalur sutra napak tilas perjalanan Laksamana Cheng Ho," kata Irene.
Sebagai upaya mengenang dan membangkitkan ingatan masyarakat akan kebesaran Palembang di mata dunia, pihaknya meluncurkan perjalanan Laksmana Cheng Ho tersebut. Irene bercerita, Tiongkok sampai mengutus Laksmana Cheng Ho hingga empat kali singgah ke Palembang dari 7 perjalanan untuk mengemban misi kebudayaan kerajaan Ming saat itu.
"Sampai empat kali ke Palembang, itu karena Palembang adalah salah satu perjalanan penting dari Cheng Ho," kata Irene.
Untuk itu, pihaknya menggaet berbagai pihak, terutama kalangan biro perjalanan, kedutaan, komunitas, hingga pengusaha untuk mempromosikan kisah Laksamana Cheng Ho ini.
"Setiap negara saat ini berlomba-lomba menggaet wisatawan asing asal Tiongkok karena ada sekitar 100 juta warganya yang bepergian setiap tahun. Kota Palembang yang memiliki kedekatan dalam sejarah dan budaya dengan Tiongkok tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini dalam merealisasikan target jumlah wisman hingga 5 juta orang per tahun," terang dia.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata Dadang Rizki Rahman mengapresiasi dengan pemerintah provinsi Sumsel sudah menggabungkan budaya untuk pariwisata. Menurutnya, budaya merupakan hal yang penting sebab cukup banyak wisatawan yang memilih tujuan wisatanya untuk mengeskplor wisata budaya di suatu daerah.
"Pariwisata menambah nilai ekonomi, budaya dan lingkungan. Karena itu diharapkan ini menjadi salah satu tujuan dari wisatawan datang ke Palembang," jelasnya.
Ia berharap ke depan, dalam pengembangan destinasi wisata, setiap daerah harus mempunyai strategi yang matang. "Menata kawasan destinasi, mempromosikan dengan branding, serta dilengkapi dengan sumber daya manusia yang mendukung," tandasnya. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved