Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Rawan Longsor, Camat Rongga Minta Badan Geologi Lakukan Pemeriksaan di Wilayahnya

Depi Gunawan
05/4/2023 10:58
Rawan Longsor, Camat Rongga Minta Badan Geologi Lakukan Pemeriksaan di Wilayahnya
Tanah longsor di wilayah Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat(MI/DEPI GUNAWAN)

WILAYAH Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, rawan bencana pergerakan tanah. Yang terbaru, pergerakan tanah terjadi di Kampung Tarikkolot, Desa Cibitung.

Karena itu, Pemerintah Kecamatan Rongga melayangkan surat permohonan kepada Badan Geologi untuk meninjau lokasi bencana pergerakan tanah tersebut. "Kami sudah mengirimkan surat melalui BPBD untuk meminta kajian geologi agar mereka melihat kondisi pergerakan tanah serta keamanan hunian warga," kata Camat Rongga, Agus Rudianto.

Dia mengatakan, kajian geologi sangat diperlukan untuk menjadi dasar
pengambilan kebijakan pemerintah terkait keamanan pemukiman. Jika lokasi tersebut dinyatakan tidak aman, maka pemerintah daerah harus menyiapkan lokasi aman untuk merelokasi warga.

"Harapan kami, peninjauan bisa menghasilkan penyebab pergerakan tanah serta tindak lanjut bagi para pemilik rumah," ujarnya.

Sementara ini, pihaknya menyarankan warga terdampak agar berhati-hati dan melakukan antisipasi terhadap keretakan tanah dengan cara mengurug dan membuat penahan tanah sementara.

Pembuatan jalan

Agus menjelaskan, berdasarkan keterangan warga setempat, kejadian
pergerakan tanah di lokasi tersebut sudah terjadi sebanyak 3 kali. Bencana itu dipicu aktivitas pembuatan jalan menuju PLTA Upper
Cisokan.

"Warga menduga akibat aktivitas pembangunan Jalan PLTA Upper Cisokan karena jarak dengan pemukiman berdekatan. Bahkan, infonya sempat ada beberapa rumah diberikan dana untuk kontrak rumah oleh pihak PLN," ucap Agus.

Namun demikian, dirinya tak mau buru-buru menyimpulkan penyebab pergerakan tanah seperti yang diungkapkan warga. Apalagi kesimpulan tersebut tak punya dasar kajian ilmiah.

"Penyebabnya apa, tentu perlu kajian. Karena itu, kami minta Badan Geologi turun, karena pembangunan akses pembangunan jalan sekarang sudah selesai," jelasnya.

Bencana di Tarikkolot menyebabkan 31 rumah jadi korban, Kamis (30/3). Lahan pemukiman seluas kurang lebih 3 hektare mengalami retakan memanjang dengan lebar antar 3-5 sentimeter. Selain ditemukan retakan, kontur lahan juga mengalami penurunan permukaan.

Pergerakan tanah dipicu hujan deras dengan intensitas tinggi yang terjadi pada sepekan terakhir, ditambah kondisi tanah di lokasi sangat labil. Kejadian pergerakan tanah di wilayah ini merupakan  yang ketiga kalinya, sebelumnya bencana serupa juga pernah terjadi pada 2016 dan 2018. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya