Sekolah Alam Berbasis Rekreasi Pencetak Hafiz di Malang

Bagus Suryo
11/11/2022 20:00
Sekolah Alam Berbasis Rekreasi Pencetak Hafiz di Malang
Sekolah Alam Madrasah Ibtidaiah Bilingual Al Ikhlas di Jalan Gondomono, Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur(DOK/SEKOLAH ALAM AL IKHLAS)

BANGUNAN sekolah itu didesain sederhana tapi artistik. Bentuk bangunan
berupa pondok berukuran 5 meter persegi berdinding anyaman bambu yang lebih mirip gazebo.

Lokasinya tak jauh dari Bendungan Sengguruh di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Bendungan itu menyuplai air baku penghasil listrik ramah lingkungan pada pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Pepohonan rindang menjulang tepat di depan pondok-pondok yang berfungsi
sebagai ruang kelas menyatu dengan halaman depan sekolahan. Sisi
belakang tanpa pagar pembatas alias langsung terhubung dengan sawah.
Sepanjang mata memandang terhampar pemandangan alam suasana perdesaan
yang eksotis.

Di lingkungan ini, udara terasa bersih dan menyehatkan. Bunga-bunga
taman menghiasi setiap sudut halaman. Di tempat itu, harmonisasi alam
sangat kuat, lengkap dengan kicauan burung-burung liar.

Di pondok berukuran lebih luas, bangku-bangku dicat warna-warni lengkap
dengan media pembelajaran. Ruangan kelas dan halaman bersih tak terlihat sampah berserakan. Di pondok yang menjadi ruang kelas, para siswa dan guru saban hari melakukan proses belajar mengajar.

"Bangunan sekolah sengaja didesain semipermanen. Ada enam bangunan
berukuran 5x5 meter persegi dan satu kelas lebih panjang," tegas Lutfi
Jayanulloh, Kepala Sekolah Alam Madrasah Ibtidaiah Bilingual Al Ikhlas
di Jalan Gondomono, Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten
Malang, Jawa Timur, Jumat (11/11).

Hanya satu kelas yang bangunannya permanen. Kelas inklusi itu tempat
belajar 21 siswa berkebutuhan khusus, dengan beragam disabilitas, mulai dari hiperaktif, tuna rungu, autis dan difabel lainnya.

Lutfi menjelaskan sekolah ini dikembangkan berkonsep menyatu dengan
alam. Kurikulumnya sama seperti Madrasah Ibtidaiyah secara nasional
dengan waktu sekolah pukul 07.00-13.00 WIB.

Pengelola sekolah alam menambahkan program kewirausahaan, pelestarian lingkungan dan hafiz.

Proses belajar mengajar tidak hanya melulu di ruang kelas. Siswa juga diajak belajar di alam. Ruang terbuka menjadi kelas, bahkan pasar
tradisional pun menjadi tempat belajar.


Penghafal Alquran


Di sekolah alam seluas 1.650 meter persegi itu, 30 guru mengajar dan
mendidik 180 siswa menjadi insan yang berkualitas dan unggul. Betapa
tidak, sebanyak 23 siswa menjadi hafiz Al-Qur'an setelah mengikuti
program tanfiziah.

Penghafal Al-Quran usia dini itu sebanyak 16 anak hafiz 30 juz, 8 anak hafal 3 juz dan lainnya hafal 2-3 juz. Para hafiz cilik itu mendapatkan fasilitas bebas SPP Rp60 ribu dan gratis biaya kegiatan di luar ruangan.

Di sekolah alam itu pula para lulusannya rata-rata hafiz dengan nilai
akhir belajar sangat istimewa tergolong siswa berprestasi. Para siswa
juga mahir Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

Pembina Sekolah Alam Madrasah Ibtidaiah Bilingual Al Ikhlas Wahyudi
Siswanto menyatakan sekolah alam mengusung spirit membekali ilmu
pengetahuan berasaskan agama. Pendidik menerapkan konsep multiple
intelligence atau kecerdasan ganda. Karena itu, proses belajar mengajar
berbasis religius, riset, membaca pelajaran dan alam, sekolah ramah
anak, ramah lingkungan serta mahir menulis.

"Alam jadi media pembelajaran. Pasar, balai desa, sawah, kantor
kecamatan, kantor pemerintahan, dan ruang publik lainnya itu
laboratorium kami," ucapnya.

Saat anak-anak belajar matematika, mereka diajak ke pasar tradisional.
Siswa berbelanja dengan menghitung uang kembalian. Di pasar, siswa
berkomunikasi dan berinteraksi dengan pedagang, penjual dan pembeli.

"Ada proses tawar menawar saat berbelanja, mereka menghitung uang
kembalian," imbuhnya.

Selain itu, siswa diajari kewirausahaan dengan berjualan makanan dan
minuman di sekolahan setiap tiga bulan sekali menghadirkan orangtua dan
warga. Siswa diajari pengenalan lingkungan hidup sebulan sekali.
Anak-anak berkebutuhan khusus pun dibimbing dengan penuh kasih sayang.

"Anak-anak berkebutuhan khusus itu anak yang hebat, kami menyebut anak
penghuni langit. Mereka calon penghuni surga, itu wujud doa kami sebagai orangtua," tambah Wahyudi.


Binaan PT PLN


Di tempat ini menjadi sekolah arboretum dan berbasis education for all.
Pasalnya, sekolah inklusi membantu harapan masyarakat yang anak-anaknya
berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas untuk mendapatkan
pendidikan, keterampilan dan hak-hak anak lainnya tanpa ada perbedaan
dengan yang bukan difabel.

"Sekolah arboretum karena alam menjadi pembelajaran. Para siswa dijak ke sawah, hutan, field trip dan outbound," tuturnya.

Sekolah juga menjadi pusat konservasi sekaligus sebagai objek wisata.
Jadi, sekolah itu menjadi ruang pendidikan yang aman, nyaman, sehat dan
menyenangkan. Karena itu, fasilitas di sekolahan ini ramah anak dan
ramah penyandang disabilitas termasuk berfungsi sebagai tempat rekreasi.

"Suasana menyenangkan di sekolahan itu terwujud mulai pendidiknya,
orangtua, proses belajar mengajar, suasana, lingkungan, atmosfir dan
hubungan guru dengan orangtua terjalin baik," ujar Wahyudi.

Nantinya, sekolah alam akan dikembangkan menjadi sekolah tempat
produksi. Sejauh ini, siswa diajari keterampilan membatik,
kewirausahaan, menggambar, bertani dan keterampilan lainnya. Areal
tempat bermain tersedia lengkap, bahkan ada kegiatan berenang, memanah
dan berkuda.

Pihak sekolah juga mengembangkan usaha Batik Seng. Sebanyak 18 motif batik sudah mendapatkan hak kekayaan intelektual. Sekolah alam dan Batik Seng itu merupakan binaan PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan (UP) Brantas.

Sementara itu Manager Keuangan dan Administrasi PT PLN Nusantara
Power UP Brantas di Malang, Mohamad Najib mengatakan perusahaan akan
terus memberikan dukungan pengembangan batik dan pendidikan. Termasuk
dukungan program-program tanggung jawab sosial lainnya.

"Kami akan menyalurkan bantuan alat peraga untuk sekolah inklusi berupa
kursi roda untuk anak berkebutuhan kkusus dan alat-alat belajar mengajar termasuk bantuan lainnya," pungkasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya