Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
MALAM itu, secara tiba-tiba air meluap dan menggenangi permukiman warga di di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat. Ketinggian genangan air saat itu mencapai hingga 1,5 meter. Apa pasal? Rupanya kirmir atau tembok penahan saluran air sepanjang 15 meter ambruk setelah hujan deras Selasa (7/6) lalu, atau hari kedua Ramadan. Alhasil, warga pun tidak dapat melaksanakan sahur seperti biasa di rumah masing-masing karena harus mengungsi. Saat banjir surut, warga masih harus disibukkan dengan membereskan rumah karena limpasan air juga membawa lumpur dari sawah yang berada di sebelah permukiman warga. "Ada sebagian warga terpaksa tidak sahur karena makanan terendam banjir dan sibuk memindahkan barang-barang ke tempat yang lebih aman," terang Ketua Rukun Tetangga (RT) 02/RW 18, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Taopik Budiman, Jumat (10/6).
Ia pun mengaku heran kenapa bangunan yang belum berusia satu tahun itu sudah ambruk. Pasalnya, kirmir itu baru dibangun akhir tahun lalu sepanjang 100 meter, dengan menelan anggaran sekitar Rp70 juta-Rp80 juta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kota Cimahi. "Mungkin ada kesalahan teknis saat pembangunan kirmir dilakukan. Buktinya, meski usia bangunan terbilang baru, kirmir itu sudah roboh," ucap Taopik, Jumat (10/6). Taopik menegaskan kirmir tersebut sangat vital bagi warga untuk mengalirkan air dari wilayah Cibeber.
Agar saluran air tidak terhambat, warga sudah mencoba bergotong royong untuk menyingkirkan material kirmir yang runtuh. Namun, ada beberapa bagian yang hingga saat ini masih menutupi saluran air karena besarnya bongkahan batu. "Kita resah, apalagi musim hujan masih lama. Kalau hujan kembali turun seperti kemarin, permukiman warga pasti kembali tergenang," terangnya. Ia pun mewanti-wanti Pemerintah Kota Cimahi agar segera memperbaiki kirmir tersebut, dengan catatan serius. "Tolong dalam perbaikan nanti jangan asal-asalan seperti ini lagi karena yang rugi adalah warga. Kita enggak nyaman tinggal di rumah karena dihantui banjir yang sewaktu-waktu bisa datang apabila hujan deras kembali turun," pungkas Taopik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved