Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Kapolda Sulawesi Utara Salurkan Sembako Buat Warga Korban Bencana di Minahasa Selatan

Voucke Lontaan
16/6/2022 16:50
Kapolda Sulawesi Utara Salurkan Sembako Buat Warga Korban Bencana di Minahasa Selatan
Kapolda Sulawesi Utara Irjen Mulyatno menyerahkan sumbangan untuk korban bencana alam(MI/VOUCKE LONTAAN)

 

KEPALA Kepolisian Daerah Sulawesi Utara Inspektur Jenderal Mulyatno menyalurkan  bantuan sosial berupa sembako sebanyak 2 mobil boks untuk warga korban bencana alam di pesisir Pantai Teluk Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan.

Bantuan diserahkan saat melawat korban bencana, Kamis (16/6). Kapolda didampingi Ketua Bhayangkari Sulut Mila Mulyatno. Turut serta juga sejumlah pejabat utama di jajaran Polda Sulawesi Utara (Sulut).

Mulyatno mengaku prihatin dengan musibah bencana ini. "Kami turut prihatin atas bencana abrasi pantai yang terjadi di Amurang ini. Sebagai bentuk simpati dan empati kepada warga terdampak bencana, kedatangan kami ini untuk memberikan bantuan sosial langsung kepada warga," ujar Mulyatno, didampingi Forkopimda setempat.

Ia menegaskan, kepolisian masih akan terus mengamankan lokasi bencana  karena dianggap masih rawan. "Ini masih berpotensi berbahaya. Kita belum tahu apakah abrasi masih akan  terjadi atau tidak. Karena itu, harus kita jaga terus sampai ada penanganan selanjutnya secara komprehensif dari pemda dan pemangku kepentingan terkait," ujar Mulyatno.

Kepada warga yang tertimpa musibah, Kapolda menyampaikan  agar tetap semangat dan bersabar dalam menghadapi ujian.

"Tetap sabar dan tentunya harus berhati-hati dan waspada. Kita juga menggunggah saudara-saudara kita lainnya untuk membantu warga yang tertimpa musibah," katanya.

Perkembangan data terakhir diungkapkan Kabid Humas Polda Sulut Kombes Jules Abraham Abast. Ia menyatakan sebanyak 33 rumah amblas ke laut, dan 33 kepala keluarga atau sebanyak 210 jiwa harus mengungsi di 2 lokasi, yaitu Aula Gereja GMIM Centrum dan Aula Kantor Kelurahan Lewet Kecamatan Amurang.

Musibah yang terjadi pada Rabu (15/6) siang itu juga melenyapkan Jembatan Boulevard I'm Amurang, bangunan I'Am Amurang, toilet umum, bangunan rest area, 2 buah cafe dan 3 buah cottage.

Tidak terkait Gunung Soputan

Sementara itu dihubungi terpisah, Staf Khusus Bupati Minahasa Selatan Henly Tuerah, menjelaskan, berdasarkan peta zona Kerentanan likuefaksi Provinsi Sulawesi Utara skala 1 : 250.000, yang dikeluarkan oleh Badan Geologi, Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Tahun 2019, lokasi Jembatan Amurang terletak di zona kerentanan likuefaksi tinggi.

"Dengan ciri-ciri zona kerentanan yang dapat mengalami likuefaksi secara merata dan struktur, tanah umumnya menjadi rusak parah hingga hancur," katanya.

Sementara tipe kerusakan struktur tanah yang terjadi berupa likuefaksi aliran (flow liquefaction), pergeseran lateral (lateral displacement), penurunan tanah vertikal (vertical displacement) dan semburan pasir (sandboil)

Henly mengatakan, sesuai data lembaga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dari grafik terbaca, tidak ada kejadian luar biasa atau anomali aktivitas Gunung Soputan yang terjadi dalam 3 bulan terakhir.

"Karena itu, patahnya jembatan dan peristiwa longsor yang menghanyutkan beberapa rumah di Amurang dinyatatakan terisap oleh aktivitas Gunung Soputan, merupakan kesimpulan individu, di luar pernyataan resmi PVMBG dan dinilai tidak mempunyai dasar ilmiah yang kuat," tandasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya