Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
PENGASUH Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau akrab disapa Gus Kikin mengatakan sudah saatnya bagi santri untuk bertindak melawan radikalisme dengan menyebarkan konten-konten perdamaian, baik di dunia maya maupun dunia nyata.
"Sudah bukan waktunya kita tinggal diam, sudah waktunya kita berbicara, saatnya kita bertindak," kata Gus Kikin eperti dilansir Antara di Jakarta, Rabu (15/6).
Ia mengatakan penyebaran radikalisme dan terorisme masih jadi ancaman serius, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Oleh karena itu, menurut dia, untuk meminimalkan penyebaran paham radikal itu memerlukan keterlibatan banyak pihak, termasuk dari kalangan pondok pesantren dan santri yang memiliki ilmu agama mumpuni.
Sosialisasi bahaya penyebaran radikalisme, lanjutnya, menjadi salah satu strategi dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan kepada para santri, agar mampu menyaring berbagai informasi yang beredar serta menyebarkan konten perdamaian, khususnya di dunia maya, hingga ke seluruh penjuru negeri.
Hal itu dikatakan Gus Kikin dalam acara Workshop dan Pelatihan Santri Melalui Bidang Agama dan Multimedia di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Selasa (14/6), yang diikuti 60 santri dari Jawa Timur. Menurutnya, kegiatan itu merupakan gagasan yang baik antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan pesantren untuk memperkuat sinergisme dalam menangkal narasi radikal terorisme.
Baca juga: Sri Sultan Ingatkan Manusia Jangan Jadi Korban Teknologi
"Di sini, para santri dapat memperkuat pemahaman terhadap syariat juga memperkuat kewajiban dalam beragama. Kalau BNPT kan memiliki sistem yang canggih, mengikuti perkembangan zaman, jadi kita juga belajar menghadapi cara-cara yang melibatkan teknologi dalam aktivitas sehari-hari untuk menyebarkan konten perdamaian yang jauh dari radikalisme terorisme," jelasnya.
Wakil Ketua PWNU Jawa Timur itu juga menjelaskan kondisi dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja, sehingga perlu keterlibatan Indonesia dalam mengambil langkah untuk menjaga perdamaian.
"Dengan melihat kondisi yang ada sekarang, mudah-mudahan kita mampu, tidak hanya kita bertahan tetapi harus bangkit, sehingga Islam di Indonesia ditunggu di mana-mana, Islam yang wasathiyah (moderat), Islam yang ramah sedang ditunggu di dunia," katanya.
Menurut dia, Islam wasathiyah merupakan bagian dari moderasi Islam yang dapat dijadikan vaksin terhadap radikalisme terorisme. Islam wasathiyah sejatinya merupakan ajaran ulama Nusantara yang selama ini dianut dan diamalkan oleh umat Islam.
"Islam yang wasathiyah, Islam yang mampu memisahkan pertikaian, menjauhkan peperangan, dan menjaga perdamaian. Itu yang sedang ditunggu," imbuhnya.
Tak hanya itu, Indonesia memiliki rasa persaudaraan yang kuat antarsesama yang menjadi pengikat persatuan dalam bingkai Pancasila.
"Makanya kita bersilaturahmi, berkunjung, tahlilan, banyak peringatan-peringatan, itu yang sudah kita lakukan bersama-sama di Indonesia. Kadang kita tidak menyadari, tetapi itulah yang memperkuat ukhuwah. Itulah yg menjadi modal bagi NKRI untuk menjaga kesatuan," ujar Gus Kikin. (Ant/S-2)
Pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu atau sekadar menjadi pintar. Yang terpenting adalah menjaga akhlak generasi muda.
KETUA Bidang Pondok Pesantren dan Majelis Taklim Pengurus Pusat GP Ansor, Nur Faizin mendukung gagasan tentang transformasi pendidikan pesantren.
Sementara Kuasa Hukum pelapor -- KDR -- Heru Lestarianto, Sabtu (31/5) menjelaskan aksi penganiayaan tersebut tersebut terjadi pada Februari lalu.
Dia juga membangun kedekatan emosional dengan semua santri agar mereka patuh, disiplin dan menjauhi hal negatif yang bisa merusak masa depan mereka.
Langkah konkret memperbaiki sekolah sekaligus minat belajar para santri ini, adalah bagian upaya besar Aice dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi para siswa sekolah.
Santri dan pesantren dinilai sebagai salah satu komponen bangsa yang berkontrubusi dalam kemerdekan Indonesia sehingga harus diberikan kesempatan mengelola sumber daya alam.
Gubernur Jawa Timur menyebutkan normalisasi sungai di Jombang dilakukan untuk mengembalikan daya tampung air.
Ketika mendaftar haji, dia mendapatkan masa antrean selama 17 tahun.
BPBD Kabupaten Jombang, Jawa Timur, melakukan pencarian terhadap dua warga Dusun Baturejo, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, yang diduga tertimbun tanah longsor.
KEBAKARAN hebat terjadi di sebuah pabrik tali rafia di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kobaran api yang sangat besar membuat warga dan ratusan siswa panik.
Selain itu, juga ada Khotmul Quran di maqbarah masyayikh dan pembacaan Maulid Nabi yang disambung dengan pengajian akbar di halaman pesantren (Pesantren Tebuireng, Jombang).
Dua pemuda mabuk yang memukuli dan menghadang bus diamankan polisi setelah dipukul penumpang bus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved