Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PARA pedagang daging sapi di Banyumas, Jawa Tengah, mengaku sulit memasarkan daging beku impor karena tidak memiliki lemari pendingin untuk menyimpannya.
Demikian dikatakan Humas Paguyuban Pedagang Sapi Banyumas, Endar Susanto, kemarin.
"Umumnya pedagang tidak mempunyai lemari pendingin untuk menyimpan daging beku. Selama ini mereka hanya memasarkan daging sapi segar," ujar Endar.
Jika yang diimpor sapi utuh, pedagang dapat memasarkannya dengan baik.
Dengan demikian, penurunan daging dapat merata di mana saja karena pedagang dapat menjual semuanya.
Hingga kini, lanjut Endar, di sejumlah pasar, harga daging sapi masih tinggi, mencapai Rp120 ribu per kg.
Padahal, di sejumlah tempat, daging sapi murah untuk menekan harga daging menjadi Rp80 ribu per kg sesuai dengan harapan presiden sudah mulai digelontorkan.
Namun, tidak semua daerah kebagian operasi pasar murah daging sapi impor. Sumatra Barat dan Sumatra Selatan, misalnya, belum juga mendapat kejelasan kapan daging sapi impor itu akan didistribusikan.
Sumbar sendiri mendapat alokasi daging sapi beku sebanyak 27.400 ton.
Kepala Bulog Divre II Sumbar, Benhur Ngkaime, mengiyakan belum ada daging sapi beku yang diterima Bulog Sumbar.
"Belum ada. Sedang proses distribusi ke daerah yang membutuhkan."
Kepala Dinas Peternakan Sumbar, Erinaldi, mengaku stok sapi lokal sekitar 3.000 ekor dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga Lebaran tanpa perlu masuknya daging impor.
Di sisi lain, mahalnya harga daging dimanfaatkan pedagang tertentu untuk menjual daging gelonggongan, yakni hewan yang sebelum disembelih terlebih dahulu diminumi air secara berlebihan untuk menambah bobot tubuh.
Pantauan Media Indonesia di Klaten, Jateng, daging gelonggongan kualitas medium dari Boyolali itu umumnya dijual murah seharga Rp90 ribu hingga Rp100 ribu per kg.
"Jika sampai kami temukan praktik gelonggong dalam proses penyembelihan sapi, tentu langsung ditindak tegas. Ancaman hukuman sampai lima tahun dan denda Rp2 miliar," ujar Kasat Reskrim Polres Boyolali, AKP MUhammad Kariri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved