Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TIGA hari sudah Guru Besar Universitas Katolik Parahyangan (Unpar)
Bandung, Prof Asep Warlan Yusuf wafat. Sivitas akademika menggelar
kegiatan mengenang tiga hari kepergian almarhum di kampus Unpar, Kamis (17/3).
Rektor Unpar Mangadar Situmorang menyampaikan bahwa Asep Warlan
merupakan sosok yang sangat humoris. Dalam setiap forum, kehadirannya sangat terasa. Baginya, pribadi Asep Warlan adalah solusi. Seakan tak ada persoalan yang tak selesai ketika dia pegang.
"Kecerdasan berpikir, profesionalitas, logika struktur berpikirnya dapat menggiring orang sehingga dapat memahami dan mendapatkan kesimpulan serta solusi. Itu yang saya alami saat proses pembangunan gedung PPAG Unpar yang sempat mengalami penundaan," kenangnya.
Dia juga menegaskan bahwa Unpar Bandung sangat kehilangan sosok guru
besar Fakultas Hukum itu. Karena itu, dia mengajak semua sivitas akademika dan mahasiswa untuk sama-sama mewarisi keteladanan dan intelektualitas almarhum.
"Prof Asep Warlan adalah figur cendekia kemanusiaan yang bersahabat dan mencintai sekali pada Kampus Unpar. Inilah beberapa keteladanan yang patut kami warisi untuk berikan yang terbaik untuk Unpar. Keluarga almarhum juga sangat mendukung kegiatan di Unpar. Doa kami semoga kebaikan Prof Asep dan amal baktinya bisa memberikan kebahagiaan, damai di surga dan keluarga yang ditinggal mendapat lindungan Tuhan Yang Maha Esa," ujarnya.
Istri Prof Asep, Astrid Warlan, lewat aplikasi Zoom meminta maaf jika suaminya selama mengabdi di Unpar berbuat salah dalam kata maupun perbuatan.
"Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama Unpar, yang berperan aktif sejak suami saya masuk rumah sakit sampai saat ini membuat acara mengenang tiga harinya. Kami tak bisa membalas kebaikan bapak/ibu semua, tapi kami berdoa agar semua ini dibalas Allah SWT dan menjadi catatan amal ibadah," tandasnya.
Putra dari almarhum Asep Warlan, Muhammad Yogi Tatanegara, 36, hadir di
Kampus Unpar. Dia pun mengucapkan terima kasih kepada semua rekan
ayahandanya. Dia menyebut bahwa ayahnya sudah mengajar di Unpar selam 37 tahun di Fakultas Hukum.
"Jika ada salah mohon dimaafkan. Semoga Unpar bisa melahirkan
kembali profesor dan sosok yang lebih dari Papa. Saya juga sempat
mengenang perbincangan dengan papa, saat hendak masuk Fakultas
Hukum Unpar. Papa tidak mengizinkan, sehingga saya akhirnya masuk
ke Fakultas Bisnis Unpar," kenangnya. (N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved