Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kebijakan Ekraf Kota Malang Menapaki Fase Puncak

Bagus Suryo
25/2/2022 08:02

KEBIJAKAN ekonomi kreatif (ekraf) Kota Malang, Jawa Timur, periode kepemimpinan Wali Kota Sutiaji 2018-2023 kini memasuki tahap ultima, yakni Malang Mendunia.

"Kemandirian ekonomi kita bangun dengan industri kreatif. Kita ciptakan produsen dan konsumen sendiri, kita bangun ekosistem di sini. Maka kuatkan kepribadian berbudaya Indonesia, kepribadian Indonesia itu gotong royong. Maka kemandirian sosial ekonomi ini harus kita bangun," tegas Sutiaji, baru-baru ini.

Menurut dia, strategi pengembangan ekraf Kota Malang dalam tiga fase kebijakan tertuang dalam Peraturan Wali Kota Nomor 12 tahun 2018 tentang Roadmap Ekraf Kota Malang. Penerapan kebijakan sudah terbangun sejak 2016, lalu dilanjutkan 2018 sampai sekarang. 

Sejak saat itu, Pemkot Malang­ meningkatkan infrastruktur, mengembangkan ekosistem, dan meningkatkan pemasar­an. Sejumlah subsektor juga menjadi andalan, yaitu kuliner, kriya, gim dan aplikasi. Termasuk fesyen, film, video, serta animasi.

Faktanya, ekraf berkontribusi besar menggerakkan ekonomi. Fase pertama kebijakan Malang Bersinergi pada 2018-2019 terealiasi satu data industri gim dan aplikasi. Kebijakan berlanjut fase kedua Malang Berdaya pada 2020-2021. 

Kendati kala pandemi covid-19, penguatan sumber daya manusia berbasis industri terus berlanjut sembari menghasilkan produk berkualitas. Nyatanya, pandemi tidak menghalangi para kreator dalam berkarya. 

Meski sempat melambat pada 2020, produktivitas mampu bangkit 2021. Kajian Bappeda Kota Malang menyebutkan, pencapaian kinerja ekraf mencapai Rp7.674,895 miliar atau naik 5,61% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp7.267,43 miliar sesuai PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB). Pertumbuhan subsektor kuliner sebesar 66,17%, kriya 11,34%, aplikasi dan gim 7,95%, fesyen 7,63%, serta musik 1,49%.

Hal itu membuktikan bahwa manfaat kebijakan Pemkot Malang sudah dirasakan oleh industri kreatif dan komunitas. Pelaku usaha berbasis digital berdaya, pasar daring membuat produk UMKM laris selama periode pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). 

Bahkan, produk gim dan aplikasi merambah pasar Amerika, Jepang, Korea, dan Malaysia. Sedangkan produk kriya menembus pasar Dubai, Rusia, Belanda, dan Afrika.

Para kreator muda Kota Malang memberikan andil besar, kiprah mereka pun signifikan. Di kota seluas 114,26 km persegi dengan lima kecamatan ini gudangnya orang-orang kreatif lengkap dengan pendidikan, warisan budaya, inovasi dan teknologi. Ekraf menjadi andalan mengingat kemajuan teknologi mempertemukan semua orang di platform digital.

Malang mendunia
Spirit Wali Kota Malang Sutiaji dalam menguatkan ekonomi kerakyatan berbasis ekraf sudah berdampak luas bagi masyarakat. Alhasil, 16 subsektor ekraf berkembang pesat mampu menyerap 12.832 lapangan usaha.

Pelayanan publik pun mudah diakses dengan hadirnya 84 aplikasi layanan menyatu dalam smart government memperkuat smart city. Wifi pun sudah terpasang di 551 Rukun Warga (RW) dan ruang-ruang publik ditambah pembangunan fiber optik untuk penguatan kualitas pelayanan publik. Semua itu didukung kolaborasi dan sinergi dengan 54 perguruan tinggi. "Tiga belas perguruan tinggi sudah membuat kurikulum ekraf bersama Pemkot Malang," terang Wali Kota.

Kini, Kota Malang memasuki fase ketiga kebijakan ekraf, yaitu Malang Mendunia. Selama 2022, Pemkot Malang memacu ketertarikan korporasi global untuk berinvestasi di Kota Malang, memperluas pasar dan memperkuat aktivasi dunia usaha dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Terkait hal itu, kebijakan digulirkan dengan memperkuat pusat inkubasi ekraf di Malang creative center (MCC), memperluas infrastruktur pendukung aplikasi, pemasaran daring maupun luring, mengembangkan ekosistem ekraf, branding Malang pusat pengembangan gim dan aplikasi serta pengembangan SDM. (RO/S2-25)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya