Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Cianjur Belum Penuhi Syarat Laksanakan Lakukan Vaksinasi Booster

Benny Bastiandy
13/1/2022 19:01
Cianjur Belum Penuhi Syarat Laksanakan Lakukan Vaksinasi Booster
Ilustrasi(DOK MI)

KABUPATEN Cianjur, Jawa Barat, terus mengejar target capaian vaksinasi covid-19 dosis kedua yang saat ini, capaiannya baru di kisaran 40%. Akibatnya, Cianjur belum bisa melaksanakan vaksinasi dosis ketiga atau booster.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Irvan Nur Fauzy, mengatakan berdasarkan rekomendasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) serta Indonesia and Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) ada syarat-syarat tertentu bisa melaksanakan vaksin dosis ketiga. Satu di
antaranya capaian dosis kedua minimal harus sudah 60%.

"Di Kabupaten Cianjur sendiri capaian dosis kedua masih kisaran 40%. Jadi, mengacu rekomendasi BPOM dan ITAGI, booster homogeneous dan heterogeneous belum bisa kita laksanakan," terang Irvan kepada Media Indonesia, Kamis (13/1).

Butuh capaian sekitar 20% lagi bagi Kabupaten Cianjur bisa mengejar target minimal 60% cakupan vaksinasi dosis kedua. Sehingga, nanti bisa melaksanakan vaksinasi dosis ketiga alias booster. "Fokus atau konsentrasi kita saat ini sedang pemberian vaksin bagi anak usia 6-11 tahun. Kalau itu sudah selesai, secara simultan tentu kita kejar percepatan pencapaian dosis keduanya," ungkap Irvan.

Sementara capaian vaksinasi dosis pertama bagi semua kalangan di  Cianjur sudah melebihi target, berada di kisaran 73%. "Berbagai upaya kami maksimalkan meningkatkan capaian vaksinasi," tegasnya.

Kurun dua bulan terakhir, di Kabupaten Cianjur tidak terjadi penambahan kasus baru konfirmasi covid-19. Kalaupun ditemukan ada yang positif warga Cianjur, pemeriksaannya rata-rata sedang berada di luar daerah.

"Pemerintah selalu menerapkan strategis gas dan rem. Sekarang misalnya sedikit ngegas untuk menggairahkan atau men-trigger perekonomian. Saya kira ini juga patut disambut. Tetapi kalau ada hal-hal yang memang nanti ada kasus atau lainnya secara epidemiologi, kita sampaikan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat," pungkasnya. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik