Buruknya Struktur Bangunan jadi Penyebab Massifnya Kerusakan Saat Gempa Jember

Ferdian Ananda Majni
20/12/2021 11:00
Buruknya Struktur Bangunan jadi Penyebab Massifnya Kerusakan Saat Gempa Jember
Ilustrasi(Antara)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan struktur bangunan yang buruk menjadi salah satu penyebab banyaknya rumah dan bangunan yang rusak saat Gempa Jember, Kamis (16/12).

"Dari hasil survei dan evaluasi di lapangan banyak ditemukan struktur bangunan yang tidak memenuhi persyaratan tahan gempa. Mayoritas bangunan tidak menggunakan struktur kolom pada bagian sudutnya," kata Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono dalam keterangannya Senin (20/12).

Rahmat Triyono juga bertemu dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Jember Hendy Siswanto di Pendopo Kabupaten Jember, Sabtu (18/12). Ia memaparkan berdasarkan hasil temuan BMKG di lapangan, dengan kekuatan gempa magnitude 5,1 dengan intensitas IV—V MMI seharusnya tidak menimbulkan kerusakan massif seperti yang terjadi di Jember. Efek yang ditimbulkan biasanya hanya berupa kerusakan ringan, dengan efek benda-benda ringan yang digantung bergoyang dan jendela kaca bergetar.

"Massifnya kerusakan yang terjadi diakibatkan kontruksi bangunan tersebut tidak sesuai standar seperti tidak adanya kolom dan bangunan yang sudah cukup tua," sebutnya.

Ini diluar skenario pemodelan BMKG, lanjut Rahmat artinya jika gempa dengan magnitudo lebih besar terjadi maka kerusakan yang ditimbulkan akan jauh lebih besar dan luas karena struktur bangunan yang tidak memenuhi standar tahan gempa.

Diketahui, gempa bumi dengan magnitudo 5,1 mengguncang Jember, Jawa Timur pada Kamis (16/12) pukul 06.01.33 WIB. Guncangan gempa dilaporkan terasa di Bondowoso, Banyuwangi, hingga Denpasar.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, sedikitnya terdapat 46 unit rumah yang mengalami kerusakan, 34 mengalami kerusakan ringan, 11 mengalami kerusakan sedang, dan 1 mengalami kerusakan berat. Sementara 5 unit fasilitas umum, berupa 4 sekolah dan 1 gedung terdampak gempabumi tersebut.

Rahmat menambahkan, bahwa Kabupaten Jember adalah wilayah rawan gempa dan tsunami. Berdasarkan catatan sejarah, sedikitnya Kabupaten Jember telah diguncang gempa merusak lebih dari enam kali sejak 1896.

Letak Kabupaten Jember sendiri, kata dia, berdekatan dengan sumber gempa potensial, yaitu subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Timur (zona megathrust). Selain itu, wilayah Jember juga berdekatan dengan sumber-sumber gempa sesar aktif, baik yang ada di daratan maupun di dasar laut.

Melihat fakta tersebut, lanjut Rahmat, maka BMKG merekomendasikan kepada pemerintah daerah untuk melakukan audit kelayakan konstruksi bangunan dan infrastruktur, penyiapan jalur dan sarana prasarana evakuasi yang layak dan memadai.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu Rahmat Triyono bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Jember Hendy Siswanto melakukan susur jalur evakuasi tsunami di Pantai Watu Ulo dan Pantai Papuma.

Dalam susur jalur tersebut juga disimulasikan waktu tiba gelombang tsunami dan waktu evakuasi sampai ke titik aman dari gelombang tsunami. Selain itu, juga dilakukan pengecekan rambu-rambu evakuasi yang berada pada lokasi tersebut.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati telah dua kali menjelaskan di Gedung Negara Grahadi bahwa ada titik-titik tertentu yang harus diwaspadai terhadap kemungkinan adanya potensi gempa diikuti tsunami.

Kepala BMKG, kata Gubernur Khofifah, menyampaikan perihal antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya megathrust di Selatan Jawa Timur.

"Waktu itu yang ada di dalam pemetaan adalah di wilayah selatan dekat Pacitan dengan antisipasi kemungkinan terjadinya tsunami hingga 29 meter," ujar Khofifah.

Berdasarkan kajian BMKG tersebut, lanjut Khofifah, maka Pemprov Jatim telah meminta pemerintah kabupaten/kota disepanjang selatan Jawa Timur memperkuat mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. Langkah ini dilakukan untuk meminimalkan dampak yang terjadi jika sewaktu-waktu gempa bumi dan tsunami menghantam selatan Jatim. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya