Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Pemprov Bali Tetap Prioritaskan Program Pariwiista

Arnoldus Dhae
07/12/2021 20:10
Pemprov Bali Tetap Prioritaskan Program Pariwiista
Ilustrasi(ANTARA)

GUBERNUR Bali Wayan Koster menepis anggapan bahwa pariwisata Bali tidak lagi menjadi program prioritas. Hal ini diketahui dari Peta Jalan Ekonomi Bali yang menempatkan pariwisata di urutan nomor 6 dari beberapa program unggulan lainnya.

Menurut Koster, program yang disusunnya sangat konsen dalam perbaikan tata kelola pariwisata di Pulau Dewata. Ia menepis anggapan bahwa pariwisata tidak menjadi prioritasnya lagi. "Justru saya ingin tata pariwisata Bali dengan lebih baik lagi, agar semakin baik, berkualitas, berkelanjutan sehingga mampu memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Bali," tegas Koster di Denpasar, Selasa (7/12).

Gubernur juga menyampaikan kebijakan-kebijakan yang sedang dijakankan melalui Pergub dan Perda, salah satu tujuannya adalah mengembalikan aura dan taksu Bali, sehingga mampu meningkatkan citra dan nama baik Bali di mata internasional.

"Pariwisata yang kita bangun adalah pariwisata yang berbasis budaya dan berorientasi pada kualitas. Pariwisata kita dorong dengan ekosistem yang baik, sehingga struktur ekonomi Bali lebih kuat dan kokoh. Bali yang berdikari di bidang ekonomi, harmonis pada alam, ramah lingkungan, menjaga kearifan lokal, berdaya saing dan berkelanjutan," urai Koster.

Ia menjelaskan, sejumlah regulasi sudah dikeluarkan. Misalnya Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali. Pergub ini diluncurkan bersamaan dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali.

Pemerintah Provinsi Bali juga telah mensosialisasikan Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Pengunaan Busana Adat, Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali, hingga Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali. "Semua kebijakan ini untuk membangkitkan kembali aura Bali," tukasnya.

Koster menjamin bahwa kedepan sektor pariwisata akan tetap menjadi primadona dan bahkan akan terus ditingkatkan namun akan perlahan diseimbangkan dengan sektor lainnya di bali seperti pertanian, perikanan kelautan, industri, UMKM, dan lainnya. "Hanya persentase-nya di perekonomian Bali yang berkurang, artinya sektor lain akan mengejar nilai ekonomis yang didapatkan sektor pariwisata sehingga lebih seimbang dari hulu ke hilir. Pariwisata maju, pertanian dan sektor lainnya juga maju. Lebih harmonis dengn yang lain, maka perekonomian Bali akan lebih kuat dan kokoh," ujarnya.

Koster mengajak seluruh stakeholder pariwisata untuk tetap optimis dan bersyukur terlebih situasi pandemi yang semakin hari semakin menunjukkan tren melandai di Bali. "Kita harus sama-sama bersabar karena jika bablas dibuka dan menunjukkan lonjakan, maka akan sangat sulit untuk mengatasinya lagi. Perlu disadari bahwa Bali akan jadi tuan rumah G20 dan pertemuan dunia lain di tahun 2022, sehingga setiap hari kondisi pandemi di Bali jadi perhatian WHO. Sekali ada lonjakan maka bisa hilang momentum pemulihan pariwisata kita," paparnya. (OL-15



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik