Tim dosen Fakultas Kegurauan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi yang tergabung dari Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan Jurusan Pendidikan Ekonomi mengembangkan teknologi budidaya ikan melalui rekayasa lingkungan mengandalkan pasokan oksigen. Pengembangan tersebut, dilakukan di Desa Tawangbanteng, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya.
Ketua tim Pengabdian Dosen Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Ai Siti Nurjamilah mengatakan, dalam pengabdiannya kepada masyarakat di masa pandemi covid-19 semua dosen terlibat untuk meningkatkan ketahanan pangan dan tujuan itu membantu masyarakat dalam upaya agar perekonomian mereka bisa kembali bangkit di masa pandemi.
Kegiatan itu dilakukannya rutin selama lima bulan sekali mulai dari Juli, Agustus sampai November. "Pengabdian yang dilakukannya merupakan kegiatan rutin harus dilaksanakan oleh dosen sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi. Akan tetapi, selama pandemi covid-19 supaya kelompok peternak ikan harus tetap semangat terutama dalam meningkatkan kesejahteraan dan kebutuhan keluarga," katanya, Selasa (30/11).
Ia mengatakan, dirinya bersama dosen yang lainnya tetap mendorong agar pengembangan tersebut bisa mewujudkan para peternak ikan di Desa Tawangbanteng yang mana salah satu pelaku usaha yang terdampak Covid-19. Akan tetapi, sejak adanya pandemi para peternak ikan mengalami kesulitan dalam memasarkan hingga harga ikan yang dijualnya kepada para pengepul cenderung murah.
"Kami berupaya membantu kelompok peternak ikan agar memecahkan permasalahan. Karena masalah itu, perlu diadakan pengembangan usaha para peternak ikan demi meningkatnya pendapatan ekonomi rumah tangga terutama di tengah pandemi seperti ini hingga perlu ada inovasi lain agar hasil ternak ikannya dapat bernilai tinggi dan juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat," ujarnya.
Menurutnya, kelompok peternak ikan di Desa Tawangbanteng, harus mengikuti kegiatan dan mereka juga mampu berinovasi meningkatkan dalam berternak ikan termasuknya memahami teknologi budidaya melalui rekayasa terutama di lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen. Karena, kolaborasi tersebut bekerja sama antara Kepala Desa Tawangbanteng dan pelaksana pengabdian bagi masyarakat ketahanan pangan (PBM-KP).
"Para kelompok peternak ikan di daerah harus memahami mengenai penggunaan sistem bioflok dalam berternak ikan, supaya mereka lebih hemat dan tidak membutuhkan lahan yang lebih luas dan pemasaran hasilnya juga lebih meningkat. Namun, peternak didampingi tim yang dapat memasarkan hasil panennya agar mereka semangat dalam berwirausaha dan mampu meningkatkan pendapatan," paparnya. (OL-12)