Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SELAMA seminggu terakhir, (29 Oktober-4 November 2021), Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat kegempaan di Gunung Merapi yang berada di perbatasan Kabupaten Sleman (DIY), Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten (ketiganya di Jawa Tengah), didominasi oleh kegempaan guguran (RF) yang mencapai 1.297 kali.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, Jumat (5/11) malam, mengatakan kegempaan lainnya adalah 181 gempa hembusan, 33 kali gempa Fase Banyak (MP), dan 15 kali gempa tektonik serta 1 kali gempa awan panas guguran.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan dengan kegempaan pekan lalu," kata Hanik.
Baca juga: BBWS Citarum Bandung Kebut Kerjakan Proyek Pengendalian Banjir
Dijelaskannya, BPPTKG juga mencatat adanya 1 kali awan panas guguran ke arah barat daya dengan jarak luncur hingga 2.000 meter. Sedangkan guguran lava teramati sebanyak 106 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
Sementara kubah lava, Hanik menjelaskan tidak terjadi perubahan morfologi yang signifikan, baik kubah lava tengah maupun kubah lava barat daya,
"Volume kubah lava barat daya sebesar 1.610.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.927.000 meter kubik," kata Hanik.
Selama periode pengamatan tersebut, tercatat terjadi hujan dengan intensitas sebesar 49 milimeter per jam selama 220 menit yang tercatat di Pos Kaliurang, Selasa (2/11) lalu.
"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi," ujarnya.
Meski demikian, Hanik mengemukakan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif sehingga status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga.
"Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor Tenggara–Barat Daya sejauh maksimal 3 kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh 5 kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak," katanya. (OL-1)
"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 33 dan durasi 155 detik," kata dia.
KEMENTERIAN Kesehatan Filipina memperingatkan masyarakat soal bahaya terkait dengan kesehatan akibat hujan abu yang dimuntahkan Gunung Taal,
Pihak berwenang Filipina mengingatkan Selasa (14/1), Gunung berapi Taal dapat memuntahkan lava dan abu selama berminggu-minggu.
Surono menuturkan, letusan gunung merapi tersebut disebabkan oleh kantung magma yang sudah mendekat ke permukaan.
Para peneliti dari Universitas Tohoku, Jepang, menemukan gunung api baru berukuran kecil yang disebut Petit-spot.
Hal itu dikatakan Presiden di Taman Nasional Gunung (TNG) Merapi, Jurang Jero, Magelang, Jawa Tengah, kemarin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved