Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Didukung Pertamina, Ilham Bahari Konsisten Kembangkan Busana Songket Palembang

Dwi Apriani
30/10/2021 16:00
Didukung Pertamina, Ilham Bahari Konsisten Kembangkan Busana Songket Palembang
Muhammad Bilal tengah melayani pelanggan di kios busana berbahan dasar songket(MI/DWI APRIANI)

SONGKET ialah kain khas asal Palembang, Sumatra Selatan. Keberadaannya sudah populer, tidak hanya di Tanah Air, tapi juga sudah melanglang hingga mancanegara.

Saat ini, di Sumatra Selatan, UMKM yang bergerak dalam bidang produksi fashion dengan bahan utama kain songket, juga semakin tumbuh, meski di masa pandemi covid-19.

Muhammad Bilal, 40 tahun, pemilik Ilham Bahari Palembang, salah satunya. Dia masih konsisten mengembangkan usaha fashionnya.

Usaha ini sudah ia tekuni selama 10 tahun terakhir. Pandemi covid-19 tak menyurutkan semangat Bilal dalam membuat karya-karya produk fashion yang berkualitas.

"Songket adalah usaha keluarga yang sudah dirintis sejak 20 tahun lalu.
Namun saya sendiri baru berkecimpung di usaha songket sejak 10 tahun
belakang, dengan mendirikan Ilham Bahari Palembang," ujar pria berkepala pelontos itu, Sabtu (30/10).

Pelaku usaha yang membuka toko di Pasar Kain Tradisional, di Kompleks Ilir Barat Permai, Kota Palembang, itu mengaku, songket masih diminati oleh masyarakat. Namun tidak semata kain songket, melainkan baju atau setelan berbahan songket yang sudah jadi.

"Yang saja jual dan tawarkan bukan hanya kain songket, tapi busana
pria dan wanita berbahan songket. Desainnya pun khusus saya buatkan. Saya menawarkan busana jadi yang desainnya khusus. Satu desain untuk satu produk. Karena itulah, banyak yang puas dan menjadi langganan saya," jelas Bilal.

Warga Ilir Barat II Palembang itu mengklaim, saat ini produk fashion yang dijualnya sudah dipasarkan hingga mancanegara. Seperti Malaysia, Singapura dan New York, Amerika Serikat. Bahkan ia sudah seringkali ikut pameran ke luar negeri, seperti ke Dubai, baru-baru ini.

Bilal mengungkapkan, sejak 8 tahun lalu, ia aktif mendatangi beberapa
desainer busana di Indonesia untuk meminta masukan terhadap desain baju
berbahan songket yang diproduksinya. Di antara para desainer itu ialah Samuel Wattimena dan Sophia Darsono.

Dari para desainer terkenal itulah, ia pun mendapat masukan dan menjadikannya ide baru untuk usahanya.

Ia juga kerap mengikuti pameran fashion yang ada di Jakarta. "Saya hanya ingin dekat dengan fashion desainer lain yang bisa memberi masukan dan berbagi ide untuk saya. Karena saya orangnya tidak mau lantas puas, saya terdorong untuk bisa mengembangkan kemampuan fashion desainer namun dengan memanfaatkan kain songket Palembang," jelas Sarjana Kimia dari Universitas Sriwijaya itu.

Diakui Bilal, selama ini baju songket hanya dipakai wanita, karena itu ia pun ingin mengubah imej tersebut. Ditangannya, ia pun mulai mengolah dan memproduksi baju songket untuk dipakai pria.

"Alhamdulillah responnya bagus. Banyak baju songket desain dari saya yang disukai dan diminati konsumen. Langganan pun semakin banyak. Bukan hanya dari masyarakat Palembang, tapi juga dari Pulau Jawa dan lainnya," jelas suami Khadijah, itu.

Ia meyakini, desain fashion yang modern diminati oleh masyarakat saat ini. Karena itu, geliat usaha seperti yang dijalaninya ini akan
berkembang ke depan.

"Saya tidak ingin mengeluarkan produk baju songket yang asal-asalan. Prinsip saya, saya buat yang berkualitas dan memuaskan pelanggan. Usaha saya ini brandingnya bukan middle to up, melainkan high
quality. Jadi memang kualitas yang kita jaga," ucap ayah dua anak itu.

 

Kepuasan pelanggan


Juno, 44, pelanggan Ilham Bahari mengungkapkan, dirinya sudah 5 tahun
ini menjadi pelanggan toko songket itu. "Produk yang dijual disini tidak pasaran, jadi tidak akan sama dengan orang lain. Saya kalau memilih baju harus yang nyaman dan menunjang aktivitas saya, karenanya walau harga tinggi, yang penting berkualitas," jelasnya.

Diakui Juno, ia bersama keluarga sudah seringkali membuat baju songket
custom di Ilham Bahari. "Saya tertarik dengan songket karena bisa dipakai untuk kondangan dan juga untuk ke kantor. Sejak awal tahu adanya Ilham Bahari, saya dan istri pun konsisten membuat baju songket disini. Desainnya bagus-bagus dan anti mainstream," ucap warga Kalidoni itu.

Hal serupa diungkapkan Siti Rachmi Indahsari. Ia mengaku terpesona saat
pertama kali dibuatkan baju songket dari Ilham Bahari.

Menurut dia, produk Ilham Bahari memang dibanderol dengan harga yang cukup tinggi, namun sebanding dengan kualitasnya.

"Saya sudah beberapa kali membuat baju songket disini, dan hasilnya
memuaskan. Produk fashion yang dihasilkan lebih terkesan cocok untuk gaya anak muda masa kini," jelasnya.


Dukungan Pertamina


Bilal juga mengungkapkan, untuk mengembangkan usahanya tak bisa sendiri. Pada awal 2020, ia mencoba untuk bekerja sama menjalin kemitraan dengan banyak pemangku kepentingan. salah satunya Pertamina.

"Sebelum pandemi saya bergabung dengan kemitraan Pertamina. Ada banyak
manfaat yang saya terima setelah bergabung. Saya mendapatkan pembinaan,
akses perluasan pasar dan diajak untuk ikut pameran ke luar negeri,"
ucapnya.

Salah satunya ikut Dubai Expo pada awal tahun ini. Saat ikut Dubai Expo
inilah ia mendapat beragam respon dari kurator dan warga negara asing.
Mulai dari Jepang, Inggris, Amerika Serikat, Dubai, dan Prancis.


"Dari Dubai Expo itulah, saya tahu dan memahami bahwa untuk pemasaran
produk ke negara asing harus mengenal beragam musim. Mulai dari musim panas hingga musim salju. Produk yang dibawa pun harus menyesuaikan musim. Namun saya sangat senang karena bisa langsung mendapat tanggapan dari mereka," jelasnya.

Saat bergabung dengan Kemitraan Pertamina, Bilal juga bisa mendapat
bantuan suntikan modal. "Saya mendapat modal dari Pertamina sebesar
Rp100 juta dengan masa angsuran 3 tahun. Saya sangat bersyukur dengan
adanya bantuan ini lantaran prosesnya mudah dan mudah, serta bunga
yang rendah. Ini sangat menolong kami sebagai pelaku usaha kecil," jelasnya.

Sementara itu, Senior Supervisor CSR & SMEPP Region Sumbagsel, Agustina
Mandayati mengatakan, sebagai BUMN, Pertamina melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, yakni melalui program pendanaan usaha mikro dan usaha kecil. Ini ditujukan untuk meningkatkan daya saing dan kemampuan usaha kecil mitra binaan Pertamina agar menjadi tangguh dan mandiri.

Selain itu juga memberikan efek domino bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat di sekitar wilayah Sumatra bagian selatan. "Di wilayah Sumbagsel, pada tahun ini sudah ada 37 mitra binaan," tambah Agustina.

Ia mengatakan, pembiayaan yang disalurkan sampai saat ini sudah
terkucur sebanyak Rp3.305.000.000. Adapun rincian pembiayaan yang
disalurkan yakni di Bengkulu sebanyak Rp50 juta, Lampung sebanyak Rp2,55 miliar dan Sumsel Rp705 juta.

"Untuk pembiayaan di program kemitraan ini memang didominasi oleh Lampung. Karena memang wilayah ini cukup besar antusias pelaku usaha untuk bergabung ke program kemitraan Pertamina," jelasnya.

Ia menjelaskan untuk menjadi mitra binaan Pertamina sangat mudah.
Sejumlah tahapannya di antaranya, pendaftaran cukup dengan mengisi formulir calon mitra binaan, penilaian kelayakan usaha, hasil penilaian kelayakan usaha, penandatanganan perjanjian dan transfer bantuan modal usaha mitraa binaan.

"Syarat yang diberikan pun lebih gampang, yakni WNI, kekayaan bersih
maksimum Rp500 juta, usaha yang sejalan di bidang atau mendukung bisnis inti perusahaan atau BUMN, dan usaha milik sendiri. Kita juga memberikan manfaat kepada mitra binaan yakni jasa administrasi yang lebih rendah dan kompetitif dibanding institusi perbankan lain. Kita juga berikan pelatihan dan pembinaan, serta promosi nasional dan internasional," pungkasnya. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya