Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Potensi Melimpah, Kalsel Fokus Pengembangan Perikanan Lahan Basah

Denny S Ainan
21/9/2021 12:05
Potensi Melimpah, Kalsel Fokus Pengembangan Perikanan Lahan Basah
Kalsel menfokuskan pengembangan perikanan budidaya di lahan basah atau rawa.(Antara)

PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai membidik pengembangan perikanan di lahan basah atau rawa, yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di wilayah tersebut. Ikan haruan, papuyu dan sepat merupakan jenis ikan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan.

Hal ini terungkap dalam Seminar Internasional dan Pertemuan Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI) ke-13, kemarin. Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor menjadi salah satu pembicara bersama sejumlah narasumber dari perguruan tinggi di Indonesia termasuk Amerika dan Italia.

Kalsel sendiri memiliki sumber daya kelautan di lima kabupaten meliputi Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru. Selain itu juga potensi perikanan air rawar sungai, danau serta lahan basah atau rawa.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Wahyu Sakti Trenggono yang menjadi pembicara kunci dalam seminar ini, mengingatkan, pembangunan sektor kelautan dan perikanan harus memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, terutama masyarakat nelayan. Paling penting lagi menjaga ekosistem dan kearifan lokal dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan.

Data Dinas Perikanan dan Kelautan Kalsel mencatat masyarakat daerah ini gemar mengkonsumsi ikan, terutama ikan lokal yang habitat hidupnya berada di lahan basah. Posisi Angka Konsumsi Ikan (AKI) masyarakat Kalsel berada di atas rata-rata AKI regional Kalimantan dan AKI nasional.

Bahkan, jenis ikan lokal seperti haruan sangat berpengaruh pada tingkat inflasi daerah ini. "Pengembangan teknologi perikanan lahan basah hendaknya tidak saja memperhatikan aspek pembangunan ekonomi, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek sosial, budaya, dan lingkungan dengan mengedepankan kearifan lokal," ujar Sahbirin Noor. (OL-13)

Baca Juga: Kodim 1624/Flotim Luncurkan Program GEJALA di Lembata

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya