Cuaca Panas Menyerang, Pemprov Sumsel Siaga Karhutla

Dwi Apriani
28/4/2021 17:14
Cuaca Panas Menyerang, Pemprov Sumsel Siaga Karhutla
Ilustrasi karhutla(DOK MI)

DALAM sepekan terakhir, cuaca panas melanda Provinsi Sumatera Selatan terutama di wilayah bagian selatan. Kondisi ini berpotensi memunculkan kebakaran hutan dan lahan di area Sumsel.

Kepala Balai Pengendalian dan Perubahan Iklim KLHK Wilayah Sumatra, Ferdian menuturkan pihaknya terus memantau dinamika cuaca. Ferdian menerangkan, pihaknya saat ini terus melakukan persiapan untuk mengantisipasi bencana kebakaran yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

"Kami sudah melakukan pelatihan bersama baik antar instansi maupun perusahaan untuk mengantisipasi kebakaran yang terjadi. Kita memang meminta perusahaan untuk mengerahkan personel dan peralatannya pasca ditetapkannya status siaga," kata dia.

Sementara itu, Kabid Penanggulangan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori mengatakan, walau sedang dalam cuaca panas namun kondisi lahan saat ini masih tetap basah. Sebab, sesuai prediksi BMKG di bulan ini masih dalam proses transisi dari musim hujan ke kemarau.

"Prediksinya musim kemarau itu sekitar Juni. Puncaknya terjadi pada Agustus dan September. Hanya saja kita sudah bersiap dengan melakukan penetapan status siaga karhutla lebih awal,� kata Ansori.

Ia mengungkapkan, sejak diberlakukannya status siaga karhutla, seluruh instansi terkait telah melakukan langkah pencegahan sesuai dengan bidang yang dimilikinya. Seperti dinas perkebunan dan dinas kehutanan yang melakukan sosialisasi di sejumlah titik rawan. Lalu, pengerahan personel untuk melaksanakan patroli.

"Posko juga sudah disiapkan. Kemudian anggaran untuk pemadaman darat juga telah dialokasikan. Tinggal pelaksanaannya saja kalau terjadi karhutlah," ucapnya.

Dijelaskan Ansori, kekeringan lahan akibat cuaca panas kerap ditutupi dengan turunnya hujan. Sehingga, titik hotspot yang tadinya terdeteksi langsung berkurang.

"Kondisinya di seluruh wilayah Sumsel hampir sama. Pagi sampai siang itu panas lalu sorenya hujan. Hal itulah yang membuat lahan masih dalam kondisi basah," jelasnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya