Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Sukorejo Diterjang Banjir Dampak Pelepasan Air Waduk Gajah Mungkur

Widjajadi
11/2/2021 13:59
Sukorejo Diterjang Banjir Dampak Pelepasan Air Waduk Gajah Mungkur
Banjir terjang Kampung Sukorejo, Giritirto bersamaan dengan dilepasnya air Waduk Gajah Mungkur.(MI/Widjajadi)

KAMPUNG Sukorejo, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri Tirto diterjang banjir sebagai akibat dari dibukanyanya pintu spillway Waduk Gajah Mungkur pada Kamis pagi (11/2). Pelepasan air melalui spillway ini dilakukan Perum Jasa Tirta I untuk mengamankan bangunan waduk agar tidak jebol, seiring elevasi air yang terus meningkat tajam.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggilangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri Bambang Haryanto kepada Media Indonesia mengatakan, pihaknya langsung koordinasi dengan Perum Jasa Tirta untuk upaya pengendalian pelepasan air waduk, agar tidak memunculkan dampak bencana yang parah di lingkungan Giritirto dan kemungkinan Selogiri.

"Pada 9 Februari, Perum Jasa Tirta memang sudah menyurati BPBD Wonogiri dan Solo Raya, terkait upaya mengamankan bangunan waduk dari elevasi air yang meningkat cepat pada puncak musim hujan tahun ini. Karena itu, kita terus koordinasi agar pelepasan dikendalikan, sehingga lingkungan desa atau kamping di bawah waduk tidak terdamoak banjir parah," tutur Bambang.

Sampai Kamis (11/2) pukul 11.33 WIB, ketinggian air waduk mencapai 135,81 dpl (dari permukaan air laut) dan debit air spillway mencapai 100 m3 per detik. Ketinggian 135,81 dpl itu masih di bawah batas aman elevasi puncak (zona merah) yang dipatok 137,2 dpl.

Namun begitu, melihat curah hujan yang tinggi di wilayah hulu belakangan ini, Perum Jasa Tirta harus cepat mengendalikan, agar badan bendungan tetap aman dari kemungkinan jebol, dengan melepas air sebanyak 100 m3/detik melalui pintu spillway.

Pelepasan itu, diperkirakan akab memberikan dampak di wilayah hilir. Karena itu 7 BPBD di Solo Raya pun disurati Perum Jasa Tirta I, agar ikut melakukan pengawasan wilayah DAS Bengawan Solo. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo pun bergerak memantau dan mempersiapkan pompa air, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan di wilayah sepanjang hilir Bengawan Solo.

"Elevasi Waduk Wonigiri saat ini masuk pada level siaga hijau (Siaga hijau: elevasi 135,3 m hingga 136 m). Sementara untuk siaga kuning, elevasi 136 m hingga 137,2 m, dan jika sampai 137,2 m, maka situasinya sudah siaga merah," terang Kepala Divisi Jasa Asa III Perum Jasa Tirta I, Setyantono dalam suratnya ditujukan kepada pimpinan BPBD se-Solo Raya.

Ia tegaskan, dengan kondisi curah hujan ekstrem belakangan ini terdapat potensi terjadi kenaikan elevasi Waduk Wonogiri. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian Perum Jasa Tirta, yang memutuskan melepas air lewat spillway.

Namun pelepasan air waduk itu langsung berdampak bagi warga di Kelurahan Sukorejo di dua lingkungan RT, yakni RT 03 dan 04, di RW 10, karena rumah mereka langsung diterjang luapan air waduk, dengan ketinggian bervariasi hingga 50 cm. (WJ/OL-10)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik