Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Diyakini pada 2021, Ekonomi DIY Berangsur Pulih

Agus Utantoro
02/2/2021 10:26
Diyakini pada 2021, Ekonomi DIY Berangsur Pulih
Bank Indonesia Yogyakarta.(MI/Agus Utantoro)

DEPUTI Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Yogyakata, Miyono, Selasa (2/2) mengatakan, awal tahun 2021, DIY mencatatkan kenaikan inflasi 0,54% (mtm) pada Januari 2021. Dengan capaian tersebut, jelasnya, secara tahunan inflasi DIY 2021 tercatat 1,68% (yoy).  

''Capaian tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi di Jawa yakni 1,57% (yoy) maupun nasional pada 1,55% (yoy),'' katanya.

Miyono menegaskan, secara umum capaian inflasi ini masih dalam level yang rendah, walaupun menunjukkan adanya indikasi perbaikan. Inflasi yang terjadi pada Januari 2021 terutama disebabkan oleh seluruh komponen inflasi, baik dari inflasi kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices), inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile food), maupun inflasi kelompok inti.

Pada kelompok administered prices mengalami inflasi dipicu oleh tarif transportasi. Sesuai siklus libur akhir tahun, lazim terjadi lonjakan permintaan terhadap transportasi udara. Walaupun terjadi pengurangan libur akhir tahun, namun tercatat reservasi tiket pesawat masih lebih tinggi dibanding kondisi normal.

Permintaan pada Januari lebih didominasi untuk kepulangan wisatawan pasca liburan. Hal ini masih memicu kenaikan tarif tiket angkutan udara pada Januari 2021.

Sementara itu sejak pemerintah menetapkan kenaikan cukai rokok 2021 sebesar 12,5% pada akhir tahun 2020, secara langsung diikuti oleh kenaikan harga rokok secara bertahap sejak akhir tahun lalu.

Dari sisi volatile food, tekanan inflasi kelompok pangan terjadi akibat faktor pasokan khususnya pada komoditas aneka cabai. ''Dari inflasi DIY yang tercatat 0,54% (mtm) tadi, 0,12% (mtm) di antaranya disumbang oleh cabai merah, cabai keriting, dan cabai hijau,'' imbuhnya.

Memasuki musim penghujan, umumnya komoditas hortikultura aneka cabai masih memasuki masa tanam. Sementara itu curah hujan yang meningkat dan faktor hama menyebabkan tingkat produksi aneka cabai secara nasional menjadi berkurang.

Untuk mengatasi lonjakan harga cabai, ujarnya, TPID telah berkoordinasi dengan daerah penyangga untuk mendapatkan prioritas pasokan cabai. Selain itu TPID DIY juga mengupayakan agar sebagian cabai yang masuk ke pasar lelang  dapat dijual di pasar DIY.

''Kami memperkirakan kenaikan harga cabai telah mencapai puncaknya. Pada Februari 2021 diperkirakan harga aneka cabai akan berangsur-angsur menurun, sejalan dengan prognosa panen aneka cabai yang mulai terjadi,'' katanya.

Sementara itu, dari sisi inflasi kelompok inti, inflasi cenderung meningkat. Kenaikan inflasi inti ini merupakan yang pertama kali sejak 3 bulan berturut-turun mengalami perlambatan. Hal ini merupakan indikasi positif, yang menunjukkan perekonomian DIY yang perlahan mulai bergerak.

Kenaikan inflasi inti ini dipengaruhi oleh 2 faktor utama. Pertama adalah optimisme masyarakat yang mulai solid, seiring dengan program vaksinasi Covid-19 yang mulai berjalan. Berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia, Indeks Keyakinan Konsumen pada Januari berada pada level 101,7 atau berada pada level optimistis.

Kedua, masyarakat kelas menengah ke bawah kembali mendapatkan jaminan stimulus pemerintah pada 2021. Hal ini juga didukung dengan kenaikan UMK kota/kab se DIY 2021 dengan rata-rata 3,24% yang efektif berlaku pada awal tahun ini. Hal ini memicu peningkatan optimisme masyarakat yang mendorong konsumsi ke depan.

Melihat perkembangan terkini, tambahnya, Bank Indonesia meyakini ekonomi pada 2021 akan berangsur pulih. Hal ini akan berdampak pada peningkatan inflasi 2021 yang diproyeksikan berada pada kisaran ±1% (yoy). Bank Indonesia bersama dengan anggota TPID DIY terus berkomitmen akan menjaga tingkat inflasi pada sasaran yang ditetapkan, sehingga mendukung pemulihan ekonomi DIY. (AU/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik