Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEPALA BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida menyatakan adanya perubahan morfologi area puncak Gunung Merapi. Hal itu terlihat perbandingan foto dari sektor barat daya yang diambil pada 21 Januari dengan foto pada 14 Januari 2021. Perubahan ini disebabkan adanya aktivitas guguran dan adanya perkembangan kuba lava baru.
"Pada 21 Januari 2021 volume kubah lava 2021 terukur sebesar 104.000 m3 dengan laju pertumbuhan rata-rata 8.600 m3 per hari," kata Hanik, Jumat (22/1).
Menurut dia, aktivitas guguran di kawasan puncak Merapi selama sepekan sejak 15 Januari 2021, lava pijar teramati sebanyak 282 kali dengan jarak luncur maksimal 1.000 meter ke arah barat daya atau ke hulu Sungai Krasak dan Sungai Boyong.
"Sedangkan awan panas guguran terjadi sebanyak 19 kali dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter arah barat daya dan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 60 mm dan durasi 209 detik," katanya.
Dalam pekan ini, lanjutnya, kegempaan Gunung Merapi tercatat 19 kali awan panas guguran (AP), 27 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 176 kali gempa Fase Banyak (MP), 836 kali gempa Guguran (RF), 30 kali gempa Hembusan (DG) dan 8 kali gempa Tektonik (TT). "Intensitas kegempaan pada pekan ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu," jelasnya.
Hanik menambahkan, berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental disimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. "Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga atau Level III," katanya.
Sedangkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan Barat Daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. (OL-15)
"Awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 33 dan durasi 155 detik," kata dia.
KEMENTERIAN Kesehatan Filipina memperingatkan masyarakat soal bahaya terkait dengan kesehatan akibat hujan abu yang dimuntahkan Gunung Taal,
Pihak berwenang Filipina mengingatkan Selasa (14/1), Gunung berapi Taal dapat memuntahkan lava dan abu selama berminggu-minggu.
Surono menuturkan, letusan gunung merapi tersebut disebabkan oleh kantung magma yang sudah mendekat ke permukaan.
Para peneliti dari Universitas Tohoku, Jepang, menemukan gunung api baru berukuran kecil yang disebut Petit-spot.
Hal itu dikatakan Presiden di Taman Nasional Gunung (TNG) Merapi, Jurang Jero, Magelang, Jawa Tengah, kemarin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved