Hujan Deras Ancam Jalur Evakuasi Merapi

WJ/AU/AT/N-2
12/1/2021 04:10
Hujan Deras Ancam Jalur Evakuasi Merapi
Petugas memekai alat berat untuk membersihkan material longsor di jalur evakuasi gunung Merapi, kemarin.(MI/Widjajadi )

HUJAN deras menambah runyam masalah di lereng Gunung Merapi. Selain ancaman erupsi yang masih tinggi, hujan menyebabkan tanah longsor di jalur evakuasi di Kecamatan Selo, Kabupten Boyolali, Jawa Tengah, kemarin.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bambang Sinungharjo mengaku sudah mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor. “Kami juga mengerahkan para relawan bencana untuk bekerja keras di lokasi tanah longsor.”

Kondisi jalur evakuasi yang baik sangat penting untuk hari-hari ini. Pasalnya, aktivitas Merapi masih tinggi dan sewaktu-waktu bisa erupsi.

“Warga dan relawan harus berhati-hati di jalur ini karena setelah tanah longsor, jalan di lokasi menjadi sangat licin,” tambah Bambang.

Sampai kemarin, aktivitas di kawah Gunung Merapi masih sangat tinggi. Seperti diungkapkan petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Heru Suparwaka, sejak Minggu (10/1) malam hingga Senin pagi, ada 45 kali luncuran lava pijar.

“Semuanya mengarah ke hulu Sungai Krasak. Jarak luncur tertinggi mencapai 900 meter dari puncak. Dari Pos Babadan juga terdengar satu kali suara guguran,” katanya.

Masih tingginya aktivitas Gunung Merapi juga terlihat dari terjadinya hujan abu di sejumlah wilayah di Kabupaten Sleman. “Hujan abu tipis dirasakan warga di Singlar, Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srunen,” papar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD, Makwan.

Status keaktifan gunung masih di level III atau Siaga. Karena itu, BPBD juga belum melakukan perubahan kebijakan. “Warga yang ada di lereng barat belum diperintahkan mengungsi. Permukiman mereka berada di radius 7,5 kilometer, sedangkan rekomendasi pengungsian untuk warga di radius 5 kilometer,” sambung Makwan.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Hanik Humaida membenarkan pihaknya masih mempertahankan status siaga yang sudah ditetapkan sejak 5 November 2020. “Kesempatan ini harus digunakan Pemkab Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten, untuk mematangkan persiapan mitigasi.” (WJ/AU/AT/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya