Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Pasien Covid-19 Berjejal di IGD RS Saiful Anwar Malang

Bagus Suryo
29/12/2020 10:47
Pasien Covid-19 Berjejal di IGD RS Saiful Anwar Malang
Ilustrasi Covid-19(Dok.MI)

FASILITAS perawatan pasien covid-19 di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Jawa Timur, penuh sesak. Puluhan pasien berjejal terpaksa antre di IGD menunggu dipindah ke ruang rawat inap. Namun, manajemen RSSA sudah bisa bernapas lega. Pasalnya, sebanyak 46 relawan covid-19 mulai Selasa (29/12) bertugas membantu tenaga kesehatan dalam merawat pasien.

Para relawan itu direkrut sebagai pegawai kontrak selama masa pandemi. Mereka sudah menjalani tes dan kepelatihan alat pelindung diri (APD), perawatan pasien covid-19, protokol kesehatan sampai komunikasi efektif. 

"Relawan sudah bisa bertugas hari ini," tegas Kasubag Humas RSSA Malang Dony Iryan Vebry Prasetyo.

Keberadaan relawan akan menambah tenaga kesehatan yang sempat kewalahan dalam menangani pasien covid-19 di RS milik Pemerintah Provinsi Jatim tersebut.Relawan mulai dokter, perawat, radiografi dan tenaga lainnya tak menunggu lama. Mereka langsung bertugas di ruang rawat inap dan ICU yang kondisinya sudah sesak.

"Ruang perawatan sudah penuh sesak, pasien mengantre di ruang perawatan," ungkapnya.

Sebanyak 113 dari sebelumnya 83 pasien berada di ruang perawatan termasuk mereka yang di ICU. Manajemen RSSA pun menambah 53 tempat tidur di ruang lain dan langsung terisi 30 pasien. Bahkan, ruang IGD semula berkapasitas 20 tempat tidur dimodifikasi agar mampu merawat 30 pasien. Faktanya, kini justru ditempati 34 pasien. 

Para pasien itu terpaksa antre menunggu giliran dipindah ke ruang rawat inap. Kendati over kapasitas, akan tetapi pasien-pasien tersebut masih berada di areal IGD.

baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Klaten Terus Bertambah

Sejauh ini RSSA sudah berupaya mengoptimalkan pelayanan mulai menambah tenaga kesehatan, memodifikasi ruangan untuk perawatan sampai memobilisasi pasien ke ruang perawatan lain. Namun, pasien terus berdatangan membuat tenaga kesehatan kewalahan apalagi kondisinya over kapasitas.

"Kita tidak bisa menolak pasien. Sekarang saja di IGD merawat 34 pasien, padahal kapasitas maksimalnya 20," pungkasnya.(OL-3)


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya