Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Aktivitas Merapi Masih Tinggi, Warga Diminta Waspada

Atalya Puspa
18/12/2020 23:56
Aktivitas Merapi Masih Tinggi, Warga Diminta Waspada
Warga masih beraktivitas di sekitar kaki Gunung Merapi, yang berpotensi erupsi sewaktu-waktu.(Antara/Aloysius Jarot)

BALAI Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merilis hasil laporan monitoring terkait perkembangan aktivitas Gunung Merapi terhitung sejak Jumat (11/12) hingga Kamis (17/12).

Dalam laporan tersebut, BPPTKG menyatakan cuaca di sekitar Gunung Merapi secara umum terpantau cerah pada pagi hari. Sedangkan siang hingga malam hari berkabut.

Asap berwarna putih terpantau dengan intensitas ketebalan tipis hingga tebal dan bertekanan lemah. Tinggi asap maksimum 150 meter teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Ngepos pada Selasa (15/12) sekitar pukul 07.45 WIB.

Selanjutnya, guguran teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimal sejauh 1,5 kilometer ke arah hulu Kali Senowo di sektor barat laut pada Senin (14/12) sekitar pukul 08.42 WIB.

Berdasarkan hasil analisis morfologi area puncak dengan menggunakan kamera foto dari sektor barat daya pada Selasa (15/12) terhadap Senin (11/12), menunjukkan adanya sedikit perubahan morfologi area puncak karena aktivitas guguran.

Baca juga: Klaten Perpanjang Status Tanggap Darurat Merapi

Kemudian, dari data drone pada Senin (14/12) tidak teramati adanya material baru atau kubah lava baru. Menurut analisa kegempaan pada pekan ini tercatat 217 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB). Berikut, 1.621 kali gempa Fase Banyak (MP), 6 kali gempa Low Frekuensi (LF), 284 kali gempa Guguran (RF), 303 kali gempa Hembusan (DG) dan 9 kali gempa Tektonik (TT).

Apabila dibandingkan dengan pekan lalu, intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah. Berikutnya dari sisi deformasi, jarak tunjam EDM di sektor barat laut dari titik tetap BAB ke reflektor RB1 tercatat berkisar pada jarak 4.038,727 meter hingga 4.039,087 meter. Lalu, dari BAB ke reflektor RB2 pada kisaran 3.853,442 meter hingga 3.853,816 meter.

Selanjutnya baseline GPS Klatakan-Plawangan berkisar pada 6.164,06 meter hingga 6.164,07 meter. Menurut data deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada pekan ini, menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 9 cm per hari.

Terkait pantauan hujan lahar, BPPTKG mencatat terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 44 mm/jam selama 70 menit di Pos Kaliurang pada Senin (11/12). Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Melihat dari data perkembangan dan hasil analisa tersebut, Kepala BPPTKG Hanik Humaira memberikan kesimpulan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi. Sehingga, status aktivitas masih dalam tingkat siaga.

Baca juga: Antisipasi Erupsi Merapi, BNPB Siagakan Satu Unit Helikopter

"Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi,” jelas Hanik dalam keterangan resmi, Jumat (18/12).

Potensi bahaya hingga saat ini berupa guguran lava, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dan awan panas sejauh maksimal 5 kilometer. Pihaknya masih memberlakukan rekomendasi yang dirilis Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.

Sehingga, dapat mempersiapkan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi. Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.

Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi, termasuk kegiatan pendakian. Masyarakat diminta mewaspadai bahaya lahar, khususnya saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya