Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Kejenuhan Hinggapi Pengungsi Merapi

JS/AT/TS/AU/WJ/N-2
15/12/2020 03:10
Kejenuhan Hinggapi Pengungsi Merapi
Pengungsi erupsi Gunung Merapi di tempat evakuasi sementara (TES), di Balai Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.(MI/Djoko Sardjono)

AKTIVITAS Gunung Merapi belum menurun. Karena itu, sampai kemarin, Hanik Humaida tidak menurunkan status siaga yang sudah ditetapkan sejak 5 November lalu.

“Letusan Gunung Merapi bisa terjadi setiap saat. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten harus tetap menyiapkan segala sesuatu terkait upaya mitigasi bencana,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi itu.

Namun, situasi menunggu ini membuat runyam para peng­ungsi. Setelah satu bulan lebih meninggalkan rumah dan ladang, mereka dihinggapi kejenuhan.

Tempat evakuasi sementara di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, mulai ditinggalkan. Dari awalnya dihuni lebih dari 100 pengungsi, kemarin yang bertahan hanya 36 orang.

“Mereka pulang karena jenuh,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sip Anwar.

Kejenuhan juga dirasakan peng­ungsi di Magelang. Sebanyak 286 warga yang mengungsi di Desa Banyurojo memilih kembali ke rumah.

“Alasan warga karena harus memulihkan perekonomian, mengurus ladang dan ternak, setelah 38 hari tinggal di pengungsian,” ujar Koordinator Pengungsi Dusun Babadan 1, Wahyudi.

Dia menambahkan sebenarnya warga khawatir untuk pulang. Mereka berjanji, jika aktivitas Merapi meningkat, mereka akan kembali.

Di Sleman, DI Yogyakarta, kebosanan juga menghinggapi warga. Sejumlah pengungsi lain mengalami sakit ringan. “Para peng­ungsi lansia sudah menunjukkan gejala hipertensi dan badan pegal-pegal,” kata Camat Cangkringan Suparmono.

Di tengah kebosanan itu, Penyelidik Bumi Madya BPPTKG Subandriyo mengakui memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa bencana Merapi bukan perkara mudah. “Penyebaran informasi berperan penting mengurangi risiko bencana.” (JS/AT/TS/AU/WJ/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya