BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur memberikan peringatan keras kepada warga agar tidak beraktivitas di sekitar aliran Sungai Besuk Kobokan. Pasalnya, sungai ini merupakan daerah aliran sungai itu beresiko terjadi banjir lahar dingin dari Gunung Semeru.
Petugas juga melarang warga mendatangi kawasan bencana setempat seakan akan sebagai objek wisata. Dalam situasi Gunung Semeru berstatus waspada level II, erupsi masih terjadi memuntahkan awan panas dan lava. Hujan masih membawa material vulkanis lahar dingin yang mengalir ke Besuk Kobokan.
"Masyarakat dilarang berktivitas di sepanjang jalur Besuk Kobokan karena bahaya lahar dingin," kata Kepala BPBD Kabupaten Lumajang Agus Triono, Minggu (6/12).
Bahkan, BPBD masyarakat sekitar Desa Sumberwuluh diminta bersiaga. Sebab, tanggul di Dusun Kebondeli tergerus lahar dingin. Bila tanggul itu jebol seluruhnya, maka membahayakan keselamatan warga sekitar tanggul.
"Ketebalan tanggul di Dusun Kebondeli, Desa Sumberwuluh, sekitar 10 meter sampai 15 meter. Pada ujung tanggul tergerus air. Tanggul itu mengarah ke permukiman warga," imbuhnya.
Saat ini petugas mengimbau warga tetap waspada karena perbaikan permanen tanggul tidak mungkin dilakukan dalam waktu dekat ini. "Menunggu cuaca normal karena harus mendatangkan alat berat," katanya.
Pantauan saat ini, lanjutnya, hujan abu tidak mengenai permukiman warga Supit Urang maupun Sumberwuluh. Warga beraktivitas normal setelah meninggalkan tenda pengungsian.
Sedangkan petugas BPBD menyalurkan bantuan nasi bungkus untuk makan tiga kali sehari bagi 550 korban bencana. Petugas lainnya sudah mendistribusikan bantuan paket bahan pangan.
BPBD akan mengevaluasi tanggap darurat bencana setelah tujuh hari pascaerupsi. "Tanggap darurat selama 14 hari, setiap 7 hari akan dievaluasi apakah nantinya tetap menerjunkan kekuatan lengkap personel atau on call saja," pungkasnya. (R-1)