Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Pandemi Covid-19 Munculkan Kebiasaan Baru di Masyarakat

Bayu Anggoro
30/11/2020 18:10
Pandemi Covid-19 Munculkan Kebiasaan Baru di Masyarakat
Seorang kurir bersiap mengantarkan barang yang dipesan konsumen di Pasar ModernJoyo Agung, Malang, Jawa Timur.(ANTARA/ARI BOWO SUCIPTO )

PANDEMI covid-19 ternyata bukan saja melumpuhkan berbagai sektor kehidupan, melainkan juga memunculankan kebiasaan baru du masyarakat. Salah satu kebiasaan baru terjadi dalam transaksi jual-beli. Kini masyarakat lebih sering bertransaksi secara online untuk menghindari risiko terpapar virus korona.

Hal ini terlihat dari survei Manulife Asia Care yang dilakukan terhadap 300 responden di Indonesia. Presiden Direktur Manulife Indonesia, Ryan Charland, mengatakan, berdasarkan hasil survei itu terungkap 65% responden beralih ke belanja online dari yang sebelumnya dilakukan secara offline.

Baca juga: Dukung Gaya Hidup Sehat di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

Selain itu, menurutnya 71% responden mengubah kebiasaan membayar tunai menjadi nontunai meski harus bertatap muka langsung saat bertransaksi. "Covid-19 telah mempercepat tren yang sudah ada, terutama digitalisasi dalam gaya hidup," kata Ryan dalam siaran persnya, Senin (30/11).

Ryan menyebut alasan utama responden memilih digitalisasi demi terhindar dari virus korona. "Pengiriman makanan juga sekarang 71% dilakukan dengan online."

Pandemi korona dan digitalisasi itu mendorong pihak lain melakukan hal serupa. Menurut dia, per 9 November lalu pihaknya telah mengalokasikan Rp54,5 miliar untuk pembayaran klaim terkait covid-19.

Hal itu menunjukkan komitmen mereka dalam melayani nasabah termasuk di saat pandemi ini. "Kami berharap lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang mulai sadar akan pentingnya asuransi. Saat ini kami melindungi lebih dari 2 juta nasabah di seluruh Indonesia," katanya.

Lebih lanjut, menurutnya digitalisasi saat inipun memberikan tantangan tersendiri bagi pihaknya terutama agar tetap terkoneksi dengan nasabah. Salah satunya dengan memastikan para tenaga pemasar untuk tetap memberikan layanan tanpa tatap muka.

Begitu pula dengan layanan customer service yang tetap berupaya melakukan
pelayanan kepada nasabah dengan cara yang berbeda bahkan ketika tanpa harus bertatap muka. Kerjasama yang kuat antar timnya baik karyawan maupun tenaga pemasar membuat upaya memenuhi kebutuhan nasabah dan bisnis tetap berjalan dengan baik meskipun dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi.

"Mendengarkan saran maupun kritik dari para nasabah adalah salah satu faktor penting dalam menjalankan bisnis perusahaan. Secara berkala, kami mengadakan pertemuan secara virtual dengan para nasabah dan mendengarkan keluhan mereka
untuk menjadikan layanan perusahaan semakin hari semakin baik ke depannya," katanya.

Oleh karena itu, menurutnya insurtech (insurance technology) bisa menjadi salah satu yang dimanfaatkan untuk peningkatan inklusi dan bisnis asuransi. "Kami akan memberikan layanan yang lebih optimal terutama di era pandemi, dengan memperluas aplikasi digital untuk nasabah agar memudahkan mereka dalam mengakses layanan kami," katanya. (BY/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya