Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
RIBUAN umat Katolik dan para peziarah memadati Kapela Tuan Ma di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT, untuk mencium kaki patung Tuan Ma sebagai salah satu tradisi Samana Santa pada perayaan Jumat Agung.
Sebagai salah satu rangkaian tradisi Samana Santa, yaitu cium patung Tuan Ma, ribuan umat Katolik dan para peziarah dari berbagai penjuru dunia terus berdatangan dan memadati Kapela Tuan Ma.
Antrean panjang itu telah terlihat sepanjang malam hingga siang selama Tri Hari Suci (mulai Kamis Putih, Jumat Agung, dan perayaan Paskah) ribuan umat terus berdatangan di kapela ini untuk mencium patung Tuan Ma.
Cium patung Tuan Ma ini telah menjadi tradisi berabad-abad lamanya setiap kali perayaan Saman Santa selama Tri Hari Suci sejak Kamis Putih, Jumat Agung hingga perayaan Paskah.
Dalam tradisi ini setiap umat katolik dan para peziarah berbaris panjang dan antre menunggu giliran untuk menuju patung Tuan Ma.
Sambil antre dan terus berdoa, umat maju menuju patung dengan berlutut sebagai ungkapan kerendahan hati. Persis di depan patung, setiap umat akan bersujud dan mencium kaki patung Tuan Ma, sambil menyampaikan doa dan ujud.
Nama Tuan Ma berarti Ibu Tuhan, diyakini oleh umat katolik di daerah ini sebagai ibu dari Tuhan Yesus Kristus sehingga pada perayaan Jumat Agung ini salah satu tradisi Saman Santa yaitu melakukan penghormatan terhadap ibu Yesus, yaitu Tuan Ma yang ditempatkan di dalam sebuah kapela.
Kapela Tuan Ma ini hanya dibuka setahun sekali pada perayaan Samana Santa setiap kali menjelang Paskah. Karena itulah, ribuan umat dan peziarah selalu mendatangi tempat ini setiap kali menjelang paskah untuk berdoa dan memohon berkat.
Tradisi cium Tuan Ma merupakan salah satu rangkaian tradisi Samana Santa setiap menjelang Paskah dengan diikuti rangkaian tradisi lainnya, yaitu tradisi prosesi laut dan tradisi prosesi patung Tuan Ma dan Tuan Ana. (X-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved