Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
TANAH longsor mendominasi kejadian bencana alam di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tahun ini. Peristiwa paling banyak terjadi pada Maret atau saat intensitas curah hujan cukup tinggi.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Mochammad Irfan Sofyan menyebut jumlah total bencana yang dilaporkan tercatat di BPBD pada kurun Januari hingga pertengahan Oktober tahun ini adalah sebanyak 113 kejadian. Dari jumlah itu, sebanyak 82 kejadian merupakan tanah longsor.
"Sisanya, banjir bandang sebanyak 22 kali kejadian, angin puting beliung 8 kali kejadian, dan 1 kali kejadian kekeringan," terang Irfan kepada Media Indonesia, Jumat (16/10).
Baca juga: Warga 19 Desa di Klaten Alami Kekeringan
Berdasarkan data BPBD, rincian tanah longsor dan pergerakan tanah terjadi pada Januari sebanyak 17 kali, Februari sebanyak 10 kali, Maret sebanyak 26 kali, April sebanyak 6 kali, Mei sebanyak 5 kali, Juni sebanyak 6 kali, Juli sebanyak 2 kali, Agustus sebanyak 4 kali, September sebanyak 3 kali, dan Oktober sebanyak 3 kali.
Sementara rincian banjir bandang sebanyak 22 kali pada Februari sebanyak 1 kali, Maret sebanyak 5 kali, April sebanyak 8 kali, Mei sebanyak 1 kali, Juni sebanyak 4 kali, Agustus sebanyak 1 kali, dan Oktober sebanyak 2 kali.
Sedangkan angin puting beliung pada Januari terjadi sebanyak 2 kali, Februari terjadi 2 kali, April sebanyak 1 kali, Mei sebanyak 1 kali, dan September 2 kali.
"Kalau kekeringan 1 kali kejadian pada Juli," jelas Irfan.
Irfan menuturkan, saat ini, sebetulnya merupakan masa transisi dari musim hujan ke kemarau. Namun, dalam kurun sebulan terakhir, intensitas curah hujan relatif cukup tinggi.
"Jadi, cuaca sekarang itu bisa dibilang ekstrem," jelas Irfan.
Potensi bencana yang dimungkinkan terjadi pada kondisi cuaca seperti sekarang, lanjut Irfan, di antaranya tanah longsor, banjir bandang, puting beliung, serta pergerakan tanah.
Tetapi potensi kekeringan juga masih diwaspadai karena saat ini sebetulnya masih terjadi kemarau.
"Ini tentu membuat kami meningkatkan kewaspadaan potensi bencana," ungkap Irfan.
Bencana hidrometeorologi berskala cukup besar di Kabupaten Cianjur terjadi dua pekan lalu. Bencana banjir bandang disertai tanah longsor akibat meluapnya Sungai Cikaso merendam ratusan rumah di Kecamatan Leles dan Agrabinta.
Irfan menyebut bencana hidrometeorologi potensinya merata di semua wilayah di Kabupaten Cianjur. Utamanya di wilayah selatan yang notabene
berkarakteristik daerah perbukitan dengan kontur tanah yang cukup labil.
"Kita juga mengimbau kepada pengendara agar saat hujan deras selalu berhati-hati saat melintasi daerah bertebing karena dikhawatirkan terjadi potensi tanah longsor," terangnya.
BPBD sudah menyiagakan sebanyak 1.800 relawan tangguh bencana (Retana) menghadapi berbagai potensi bencana hidrometeorologi di tengah kondisi cuaca yang relatif tidak menentu.
Dengan dibekali kemampuan dan peralatan, para Retana yang tersebar di 360 desa dan kelurahan di 32 kecamatan itu, menjadi garda terdepan seandainya terjadi bencana. (OL-1)
Sejak pagi terjadi antrean panjang para pelamar di sepanjang bahu ruas jalan protokol tersebut. Panjang antrean mencapai 200 meter lebih.
Selain antisipasi sewaktu-waktu terjadi gangguan pasokan, juga mengantisipasi potensi kekeringan bersamaan kemungkinan terjadi kemarau.
Keterangan yang bersangkutan sangat penting karena pengadaan PJU tersebut terjadi di masa Dadan Ginanjar masih menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan.
Ciri-cirinya, warna padi berubah menguning dan mulai mengering sebelum waktunya.
Jambore Koperasi dan UMKM Expo BMC 2025 merupakan wujud komitmen pemerintah daerah mendukung pertumbuhan dan pemberdayaan koperasi serta UMKM.
Jenis BPTHB-nya meliputi pembayaran pokok pajak jual beli, tukar menukar, hibah, hibah wasiat, waris, dan hadiah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved