Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
KEMARAU ditunggu warga suku Dayak. Mereka akan memulai berladang dengan menanam padi gunung Seperti di kebanyakan masyarakat adat, bercocok tanam dan panen selalu disertai dengan ritual adat. Dayak melaksanakan aruh
Berladang bagi mereka berarti membakar lahan. Dalam kehidupan saat ini, kebiasaan itu tidak bisa diterima. Alasannya memicu kebakaran hutan dan lahan.
Tahun lalu, Gusti Maulidin, 63, masyarakat adat peladang, dipenjara setelah membakar lahan yang hendak ia tanami di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Sebenarnya, warga Dayak punya teknik khusus yang menjadi kearifan lokal mereka dalam proses berladang. Pembukaan ladang dilakukan dengan gotong royong. Mereka
membuat sekat bakar agar proses pembukaan lahan tidak menimbulkan kebakaran hutan.
“Kehidupan suku Dayak tidak lepas dari ritual adat sebagai bentuk hubungan harmonis manusia, alam, leluhur, dan Sang Pencipta,” tutur Sapoi, 80, tokoh adat Desa Langkap, Awayan, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Karena itu, aruh tetap bertahan dan dipertahankan sebagai tradisi warisan leluhur. Prosesinya kental dengan unsur religi dalam keyakinan Kaharingan yang diwariskan
turun-temurun.
“Aruh adalah kebudayaan yang dipertahankan masyarakat Dayak Meratus,” tambah Ketua Perkumpulan Masyarakat Dayak Meratus, Benyamin Uhil.
Sejumlah ritual adat Dayak pun saat ini telah menjadi objek wisata. Masyarakat Dayak Pitap mempunyai Aruh Bawanang atau Aruh Ganal yang berlangsung selama sepekan.
Aruh menggambarkan hubungan manusia dengan alam. Tradisi aruh menyangkut kehidupan sosial dan religi. Selain aruh, budaya Kaharingan yang menjadi objek wisata ialah tradisi
perkawinan, kerajinan tradisional, dan kehidupan Dayak. Saat ini upaya pelestarian dibingkai sebagai event wisata. Pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi menggelarnya.
“Setiap tahun, seluruh balai adat di kawasan Pegunungan Meratus mengikutinya,” ujar Ketua Dewan Adat Dayak Balangan, Mandan. Namun, di balik optimistis pelestarian budaya, muncul juga kekhawatiran. “Jumlah Balian semakin berkurang karena tidak ada regenerasi,” ujar akademisi Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Mansyur. Balian adalah tokoh Kaharingan. Mereka juga pemimpin upacara adat.
Ajaran dan ritual yang diterapkan dalam kepercayaan Kaharingan tidak pernah dibukukan, seperti halnya kitab suci agama lain. Balian-lah yang menjadi penuturnya. Di sisi lain,
generasi muda Dayak Meratus kurang tertarik mempelajari Kaharingan, termasuk profesi Balian. Bagaimana nasib Kaharingan? (Denny Susanto/N-2)
Andi Rumbrar menunjukkan arti keadilan sosial dengan mengabdi untuk kesetaraan pendidikan anak-anak suku Wano di pedalaman Papua.
Dayak Lebo ini juga dikenal sebagai penjaga hutan.Suku ini hidup dengan nomaden atau berpindah-pindah dan utamanya mendiami sebuah hutan.
Kelestarian desa adat ini bisa menjadi sumber pengetahuan bagi wisatawan baik lokal maupun intenasional untuk mengenal budaya dan tradisi Suku Dayak di Kalimantan
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki lebih dari 1.300 suku bangsa yang tersebar di seluruh kepulauan, dari Sabang hingga Merauk
Calon Presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, mengenakan pakaian adat Dayak saat mengikuti kirab budaya Nitilaku di Universitas Gadjah Mada (UGM),
Pemakaian mahkota dan baju kebesaran adat dayak dilakukan oleh Presiden MADN Marthin Billa, di Tanjungselor, Kalimantan Utara, Sabtu (9/12).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved